Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bendungan Lembah Berisi 30.000 Mayat Bekas Genosida Ditemukan di Rwanda

Kompas.com - 06/04/2020, 11:40 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber Bloomberg

KIGALI, KOMPAS.com - Pihak berwenang di Kigali, Rwanda mengumumkan penemuan lebih dari seperempat abad setelah peristiwa genosida di negara itu dan menewaskan 800 ribu etnis Tutsi dan Hutu moderat.

Penemuan itu adalah sebuah bendungan lembah yang berisi sekitar 30 ribu mayat akibat genosida. 

Dilaporkan dari Bloomberg, pada Selasa besok (7/4/2020) rakyat Rwanda akan memperingati 26 tahun peristiwa Genosida 1994 yang dilakukan ekstremis Hutu terhadap multietnis di Rwanda khususnya etnis Tutsi dan Hutu moderat.

Baca juga: Genosida Rwanda, Kisah Anak-anak yang Kehilangan Sejarah Mereka

Sejauh ini penemuan mayat baru sebanyak 50 jasad karena Rwanda juga berada dalam kondisi social distancing dan lockdown akibat wabah virus corona.

Kabar tentang bendungan lembah dan jasad yang ditemukan muncul ketika banyak orang yang dihukum pada saat peristiwa genosida berlangsung dilepaskan dari penjara.

Mereka memberikan informasi baru tentang adanya 'kuburan massal'. Penduduk di sekitar tempat bendungan lembah itu juga turut memberikan informasi.

Baca juga: Myanmar Dituduh Genosida Rohingya, Ini Peringatan Aung San Suu Kyi

"Kini tantangannya adalah bendungan berisi air. Kami berusaha mengeringkannya," ujar Naphtal Ahishakiye, Sekretaris Eksekutif Organisasi Ibuka Korban Genosida yang selamat kepada The Associated Press.

Lembah itu terdapat di luar ibukota Kigali, di bagian timur negara itu. Otoritas setempat mengatakan lembah itu sudah pernah digali jauh sebelum peristiwa genosida terjadi.

Lembah itu digunakan untuk menyediakan air bagi pertanian di sekitarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Global
Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Global
Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Global
Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Internasional
Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Global
Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Global
Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Global
Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Global
Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Global
Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Global
Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Global
Sejumlah 'Influencer' Kaya Raya di China Hilang dari Media Sosial, Ada Apa?

Sejumlah "Influencer" Kaya Raya di China Hilang dari Media Sosial, Ada Apa?

Global
Uni Eropa: Ukraina Berhak Pakai Senjata Barat untuk Serang Rusia

Uni Eropa: Ukraina Berhak Pakai Senjata Barat untuk Serang Rusia

Global
Suhu di Pakistan Melebihi 52 Derajat Celcius Saat Gelombang Panas

Suhu di Pakistan Melebihi 52 Derajat Celcius Saat Gelombang Panas

Global
Mengapa Irlandia Jadi Negara Eropa Paling Pro-Palestina?

Mengapa Irlandia Jadi Negara Eropa Paling Pro-Palestina?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com