Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona Mampu Bertahan di Udara, WHO Pertimbangkan Pencegahan untuk Staf Medis

Kompas.com - 22/03/2020, 17:06 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber CNBC

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang mempertimbangkan tindakan pencegahan melalui udara untuk staf medis sejak studi menunjukkan bahwa virus corona mampu bertahan hidup di udara (survive in airborne) dalam beberapa kondisi.

Virus corona dapat menular melalui tetesan, atau melalui sedikit cairan, sebagian besar cairan itu keluar dari batuk atau bersin seseorang.

Dilansir dari CNBC, Dr. Maria Van Kerkhove, kepala unit penyakit baru dan zoonosis WHO mengatakan kepada wartawan dalam konferensi pers virtual pada Senin lalu.

Baca juga: Presiden dan Menteri Korsel Kembalikan 30 Persen Gaji untuk Atasi Virus Corona

Menurut Dr. Kerkhove, ketika seseorang melakukan prosedur yang menghasilkan aerosol seperti dalam fasilitas perawatan medis, akan terjadi kemungkinan aerosolize dalam partikel-partikel ini yang mengindikasikan virus-virus dapat tinggal di udara sedikit lebih lama.

Dia menambahkan, sangat penting bagi petugas kesehatan untuk melakukan tindakan pencegahan tambahan ketika mereka bekerja dan melakukan prosedur seperti itu pada pasien.

Otoritas kesehatan dunia mengatakan penyakit pernapasan menyebar melalui kontak manusia ke manusia.

Butiran-butiran yang dibawa melalui bersin dan batuk serta kuman yang tertinggal pada benda mati.

Virus corona dapat melayang di udara, tetap menggantung di udara tergantung faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti panas dan lembab.

Baca juga: Sukarelawan China Ceritakan Pengalaman Uji Coba Vaksin Virus Corona

Kerkhove juga mengatakan bahwa para otoritas kesehatan mengetahui beberapa penelitian di sejumlah negara yang melihat kondisi lingkungan berbeda dan Covid-19 bisa bertahan.

Para ilmuwan secara khusus melihat bagaimana kelembaban, suhu dan cahaya ultraviolet mampu mempengaruhi virus Covid-19 serta berapa lama virus itu mampu bertahan hidup di permukaan yang berbeda termasuk baja.

Otoritas kesehatan menggunakan informasi ini untuk memastikan panduan WHO sudah sesuai dan sejauh ini mereka meyakini kesesuaian pedoman tersebut.

Otoritas kesehatan merekomendasikan staf medis memakai masker wajah N95 yang mampu menyaring sekitar 95 persen dari semua partikel cair atau udara.

Baca juga: Singapura Antisipasi Corona, Pengunjung dengan Visa Jangka Pendek Dilarang Masuk

Kerkhove juga memastikan bahwa di fasilitas kesehatan, pihaknya memastikan pekerja medis menggunakan standar pencegahan dengan pengecualian, mereka menggunakan prosedur penggunaan aerosol.

Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, Robert Redfield mengatakan pada kongres bulan lalu bahwa CDC secara agresif telah mengevaluasi berapa lama ketahanan Covid-19 terutama di permukaan.

"Pada tembaga dan baja ini sangat khas, cukup lama sekitar dua jam," ujar Redfield saat sidang DPR, "tapi jika di permukaan lain seperti kardus atau plastik lebih lama lagi, jadi kami masih memantau hal ini."

Sementara itu pada kesempatan lain, Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada Senin lalu bahwa terdapat peningkatan cepat kasus virus corona selama sepekan terakhir.

Baca juga: 3 Strategi China Atasi Virus Corona, Contoh bagi Negara Lain?

 Dia menambahkan bahwa masih banyak negara yang belum melakukan pengujian, isolasi dan pelacakan kontak.

Tindakan-tindakan itu sesungguhnya adalah 'kunci' respons yang tepat dalam menangani virus corona.

"Pesan kami sederhana, uji, uji, uji. Uji setiap kasus yang dicurigai, jika mereka positif, isolasi mereka dan cari tahu dengan siapa mereka melakukan kontak dua hari sebelum mereka memiliki gejala. Orang-orang yang berjumpa dengan pasien gejala virus corona juga harus diuji," ujar Tedros.

Baca juga: Virus Corona Merasuki Sepak Bola: Pemain, Legenda, dan Petinggi Klub Tertular

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com