Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantu Atasi Virus Corona, Presiden dan Menteri Korsel Kembalikan 30 Persen Gaji

Kompas.com - 22/03/2020, 16:43 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

SEOUL, KOMPAS.com - Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in dan jajaran menterinya disebut bakal mengembalikan 30 persen gaji untuk mengatasi wabah virus corona.

Kabar itu disampaikan Kantor Sekretariat Perdana Menteri, setelah anggota kabinet menggelar pertemuan darurat dipimpin PM Chung Sye-kyun.

Dalam pertemuan di Kompleks Pemerintah di Seoul Sabtu (21/3/2020), presiden dan menteri Korsel bakal mengembalikan 30 persen gaji selama empat bulan.

Baca juga: 3 Kunci Korea Selatan Berhasil Tangani Virus Corona Lebih Baik dari Negara Lain

Dilansir Korea Times Minggu (22/3/2020), kementerian keuangan bakal memakai dana itu untuk meningkatkan upaya karantina dan membantu warga yang terdampak secara ekonomi.

Selain Presiden Moon dan PM Chung, langkah tu bakal diikuti oleh pejabat negara setingkat menteri dan wakil menteri hingga Juni.

"Mereka sepakat bahwa pemotongan sebagian pendapatan ini sebagai bentuk berbagi penderitaan dengan warga," ujar sekretariat dalam rilis resmi.

Beberapa jam setelah pengumuman itu dibuat, Gubernur Provinsi South Gyeongsang Kim Kyoung-soo berujar bakal ikut serta dalam rencana mulia itu.

Baca juga: Untuk Pertama Kalinya, Kasus Virus Corona di Korsel Turun ke Dua Digit dalam Sehari

Dalam unggahannya di Facebook, Kim mengatakan dia terpikir untuk membantu ekonomi menengah. Namun, dia tidak ingin melanggar UU Pemilu.

Karena itu, begitu mendengar para pejabat tinggi Negeri "Ginseng" memutuskan menyisihkan gaji, dia tak ragu untuk ambil bagian.

"Selama ini bisa membantu warga yang terdampak virus corona walaupun sedikit, saya akan ikut serta. Saya akan memberikan gaji saya ke kas negara," kata dia.

Kim melanjutkan, dia berharap upaya ini hanya dilakukan kepada pejabat tinggi setingkat presiden maupun gubernur provinsi di Korea Selatan.

Baca juga: Lawan Covid-19, Model Korea Selatan Dinilai Cocok Ditiru RI

"Abdi publik level menengah dan rendah tak perlu dilibatkan. Mereka sudah disusahkan oleh upaya mengontrol Covid-19. Saya tak ingin membebani mereka," jelasnya.

Usul tersebut langsung dikomentari netizen Negeri "Ginseng", di mana mereka juga mendesak agar anggota parlemen juga melakukan hal sama.

Para warganet Korsel melontarkan kecaman karena para politisi itu tidak melakukan apa pun selain menghabiskan uang pajak mereka.

"Jika saja terdapat partai politik yang menyuruh anggotanya menyumbang 30 persen gaji, mereka sudah mengamankan suara saya di Pemilu April," kata blogger di portal Daim.

Berdasarkan data Minggu, Korea Selatan melaporkan 8.897 kasus penularan virus corona, dengan 104 di antaranya meninggal dunia.

Tetapi, upaya keras Seoul melalui deteksi ketat membuahkan hasil di mana mereka hanya melaporkan 98 kasus harian, dan dua kematian dalam 24 jam terakhir.

Baca juga: Tak Patuh, Gereja di Korea Selatan Masih Buka Layanan Saat Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com