Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singapura Antisipasi Corona, Pengunjung dengan Visa Jangka Pendek Dilarang Masuk

Kompas.com - 22/03/2020, 14:26 WIB
Ericssen,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

SINGAPURA, KOMPAS.comSingapura kembali mengeluarkan regulasi baru, yang melarang pengunjung atau WNA dengan visa jangka pendek untuk masuk atau transit di Negeri "Singa".

Regulasi ini ditegakkan terkait situasi virus corona yang sedah mewabah, dan terhitung efektif mulai Senin (23/3/2020) pukul 23.59.

Pemegang izin kerja atau work pass holders hanya diizinkan masuk jika mereka bekerja di industri krusial, seperti transportasi dan pelayanan kesehatan.

Baca juga: 3 Kasus Impor, WNI Positif Corona di Singapura Melonjak Jadi 18 Orang

Adapun Kementerian Kesehatan Singapura juga telah mengimbau, agar rumah sakit dan dokter Singapura tidak lagi menerima pasien WNA yang tidak tinggal di Singapura, atau memegang izin kunjungan jangka pendek.

Pasien ini diimbau untuk berobat di negara asalnya masing-masing.

Baca juga: Singapura Gunakan Aplikasi Trace Together untuk Lacak Sebaran Covid-19

Peraturan baru ini jauh lebih ketat dari yang diumumkan beberapa hari lalu.

Pertengahan pekan lalu, negara pimpinan Lee Hsien Loong ini mengumumkan seluruh warga Singapura dan WNA yang Permanent Resident (PR) atau pemegang izin tinggal jangka panjang (long-term pass holders), harus tinggal di rumah (stay-home notice) selama 14 hari jika kembali ke Singapura dari negara mana pun di dunia.

Menteri Pembangunan Nasional Lawrence Wong seperti dikutip The Straits Times, Minggu (22/3/2020), menegaskan keputusan untuk melarang pengunjung dengan visa jangka pendek adalah bentuk antisipasi di tengah semakin meningkatnya penularan virus corona di seluruh dunia.

Baca juga: 15 WNI Terpapar Corona di Singapura: 1 Sembuh, 1 Meninggal, 13 Dirawat

Selain itu, meningkatnya kasus impor corona di Singapura menjadi pertimbangan penting dalam memperketat perbatasan.

Dalam 3 hari terakhir, 80 persen pasien baru patogen bernama resmi Covid-19 ini adalah kasus impor dari 22 negara, seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, dan negara ASEAN termasuk Indonesia.

Tercatat Sabtu kemarin ada 533 pengunjung dengan visa jangka pendek memasuki Singapura.

Baca juga: Penjelasan Kemenlu soal 1 WNI Pasien Covid-19 di Singapura yang Meninggal

Kebanyakan pengunjung dengan visa jenis ini adalah wisatawan. Selain itu ada juga pengunjung yang berencana mengunjungi dokter untuk keperluan medisnya.

Data terakhir menunjukkan 432 pasien Covid-19 di Singapura. 140 di antaranya telah sembuh dan 290 masih dirawat.

Kemudian dua lainnya meninggal dunia kemarin Sabtu termasuk seorang Warga Negara Indonesia (WNI) berusia 64 tahun.

Baca juga: Mengapa Isolasi dan Karantina Penting untuk Cegah Penyebaran Corona?

“Ini adalah krisis yang luar biasa,” Wong mengatakan. Menteri berusia 47 tahun ini melanjutkan belum ada kepastian berapa lama larangan ini akan berlaku.

Wong juga menuturkan pemerintah Singapura tidak segan menindak keras siapa pun yang memilih meninggalkan Singapura menuju luar negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com