Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump: Dunia "Menderita" karena China Lamban Informasikan Virus Corona

Kompas.com - 20/03/2020, 12:45 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump pada Kamis (19/3/2020) mengatakan bahwa dunia saat ini tengah menderita karena Pemerintah China tidak transparan memberi informasi ketika virus corona merebak pertama kali di Wuhan.

"Akan lebih baik kalau kita tahu lebih awal beberapa bulan lalu," ungkap Trump kepada wartawan di Gedung Putih pasca-rapat singkat tentang wabah Covid-19.

Menurut Trump dikutip dari AFP, dunia kini "membayar mahal" atas apa yang dilakukan Pemerintah China. 

Sementara itu, pernyataan serupa juga datang dari Brasil. Putra dari Presiden Jair Bolsonaro ikut mengiyakan pendapat Trump yang mengkritik Pemerintah China tentang virus corona.

Dia bahkan meminta pihak Beijing untuk menyampaikan permohonan maaf.

Baca juga: Korban Meninggal 3.405 Orang, Angka Kematian Virus Corona Italia Lampaui China

Eduardo Bolsonaro (35), seorang pejabat UU hukum Brasil, menuduh China pada Selasa lalu telah menyembunyikan informasi terkait penyebaran virus Covid-19.

Negara China, menurut Bolsonaro, sama saja dengan kediktatoran Pemerintah Soviet saat bencana nuklir Chernobyl pada 1986.

"Sekali lagi, negara diktator lebih memilih untuk menyembunyikan sesuatu yang serius untuk menghindari kritik, padahal saat itu bisa menyelamatkan banyak nyawa," ungkap anak ketiga Presiden Bolsonaro itu pada unggahan Twitter miliknya.

Dia menambahkan bahwa China bersalah. Kebebasan (keterbukaan informasi) adalah solusinya.

Duta Besar China untuk Brasil Yang Wanming meminta putra presiden itu untuk meminta maaf kepada rakyat China dalam balasan Twitter yang menggunakan bahasa Mandarin dan Portugis.

Baca juga: Virus Corona Mewabah di Arab Saudi, Raja Salman Angkat Bicara

Juru bicara parlemen rendah Brasil, Rodrigo Maia, kemudian tergesa-gesa meminta maaf atas nama putra presiden tersebut.

Dia mengatakan, Eduardo Bolsonaro tidak memikirkan terlebih dahulu kata-kata yang dikeluarkan.

Sementara itu, Kedutaan Besar China di Brasil menuduh Bolsonaro membawa permusuhan Trump terhadap Beijing.

Kedutaan China menulis dalam kicauannya di Twitter, "Kami akrab dengan kalimat Anda yang tidak bertanggung jawab. Anda meniru teman-teman (AS) Anda yang tersayang. Sekembalinya Anda dari Miami, sayang sekali Anda terserang 'virus' mental yang telah menginfeksi jalinan persahabatan dengan rakyat kami."

Bolsonaro junior adalah bagian dari delegasi yang menemani ayahnya ke Miami pada 7-10 Maret lalu dalam kunjungan ke AS.

Kunjungan itu termasuk makan malam dengan Trump dan berulang kali menyebut virus corona sebagai "virus China".

Padahal, China adalah mitra dagang utama Brasil, di mana negara itu mengekspor biji besi, daging sapi, dan kedelai.

Baca juga: Pangeran Monaco, Albert II Positif Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Akibat Israel Serang Rafah, Perundingan Gencatan Senjata Buntu Lagi

Akibat Israel Serang Rafah, Perundingan Gencatan Senjata Buntu Lagi

Global
Banyak Orang Asia hingga Amerika Latin Diperkirakan Konsumsi Serangga

Banyak Orang Asia hingga Amerika Latin Diperkirakan Konsumsi Serangga

Global
Ramai soal Pengguna Media Sosial Blokir Artis-artis Ternama, Ada Apa?

Ramai soal Pengguna Media Sosial Blokir Artis-artis Ternama, Ada Apa?

Internasional
Menlu AS di Ukraina untuk Memastikan Hal Ini

Menlu AS di Ukraina untuk Memastikan Hal Ini

Global
Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Global
Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Global
Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Internasional
Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Global
AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

Global
AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

Global
Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Global
[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com