Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona: Antara Kemungkinan Terburuk dan Kabar Baik

Kompas.com - 12/03/2020, 15:14 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber Fox News

WASHINGTON, KOMPAS.com - Dilansir dari Fox News, Dr. Robert Redfield, Direktur Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengatakan bahwa virus corona kemungkinan akan bertahan di luar musim ini dan melampaui tahun ini.

Meski telah melakukan upaya penahanan yang ketat, para ahli medis yang bekerja untuk memahami virus ini mengakui adanya kemungkinan tersebut. 

Direktur medis dari National Foundation for Infectious Diseases (NFID), Dr. William Schaffner mengakui juga adanya kemungkinan tersebut. Namun hal itu dinilainya terlalu dini untuk diketahui dengan pasti.

"Virus corona adalah virus yang menyerang pernapasan. Jika dia berperilaku layaknya virus pernapasan lain seperti flu, kita mungkin mengantisipasi bahwa itu akan cepat mereda karena cuaca mulai semakin hangat," ujar Dr. Shaffner. 

Baca juga: Saran Perempuan AS yang Sembuh dari Virus Corona: Jangan Panik!

"Virus ini mungkin menjadi bagian dari musim demam dan flu yang selama ini terjadi." Imbuhnya. Dirinya juga masih belum bisa memastikan sampai kapan virus corona mampu bertahan.

Menurutnya, virus corona adalah virus baru yang tidak ada di dalam literatur kesehatan. Untuk itulah, saat ini, penting adanya peneliti yang sibuk mengembangkan vaksin dan obat anti-virus yang efektif melawan virus corona.

Virus corona dinilai baru di dalam tubuh manusia. Itu artinya menurut Schaffner, para ahli medis pada tahap ini belum bisa memprediksi sejauh mana dampaknya pada komunitas global.

Saat ini semua orang sedang berada di dalam fase perlawanan terhadap virus agar tidak menyebar luas di AS dan seluruh masyarakat internasional.

Baca juga: Perawat Italia Ini Ungkap Kondisinya Berjuang Merawat Pasien Virus Corona

Apakah virus corona mampu menempel pada benda dan bertahan?

Virus corona yang menyebar ke ratusan negara di dunia diperkirakan dapat hidup di permukaan seperti logam, kaca, dan plastik sampai sembilan hari lamanya. 

Dalam sebuah analisis dari 22 studi tentang virus corona seperti SARS dan MERS dan endemic human coronaviruses (HC0V), para peneliti menemukan bahwa virus dapat bertahan pada permukaan yang tidak hidup seperti logam, gelas atau plastik sampai sembilan hari.

Virus corona dapat menular dari bahan-bahan tersebut antara dua jam sampai sembilan hari. Hasil penelitian ini dapat dilihat dari The Journal of Hospital Infection.

Baca juga: Virus Corona: Trump Larang Perjalanan dari Eropa ke AS Selama 30 Hari

Para peneliti juga menemukan bahwa suhu 30 atau 40 derajat Celsius mampu mengurangi durasi 'kegigihan' beberapa virus.

Dan kabar baiknya, mereka juga menemukan bahwa banyak dari virus corona yang diteliti dapat 'secara efektif dinonaktifkan' hanya dengan pembersih rumah tangga biasa.

Desinfektan dengan 62-71 persen etanol, 0.5 persen hidrogen peroksida atau 0.1 persen natrium hipoklorit, seperti pemutih pakaian, mampu menonaktifkan virus dalam satu menit.

Baca juga: Cerita Warga AS di Italia: Virus Corona Itu Nyata dan Mengerikan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Global
Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Global
Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Global
Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Internasional
Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Global
Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Global
Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Global
Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Global
Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Global
Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Global
Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Global
Sejumlah 'Influencer' Kaya Raya di China Hilang dari Media Sosial, Ada Apa?

Sejumlah "Influencer" Kaya Raya di China Hilang dari Media Sosial, Ada Apa?

Global
Uni Eropa: Ukraina Berhak Pakai Senjata Barat untuk Serang Rusia

Uni Eropa: Ukraina Berhak Pakai Senjata Barat untuk Serang Rusia

Global
Suhu di Pakistan Melebihi 52 Derajat Celcius Saat Gelombang Panas

Suhu di Pakistan Melebihi 52 Derajat Celcius Saat Gelombang Panas

Global
Mengapa Irlandia Jadi Negara Eropa Paling Pro-Palestina?

Mengapa Irlandia Jadi Negara Eropa Paling Pro-Palestina?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com