Pencarian korban meninggal dan hilang terus berlanjut, dan sempat diumumkan totalnya mencapai 28.500 korban jiwa.
Seiring berjalannya waktu ketika korban hilang telah ditemukan dan masih hidup, jumlah korban meninggal dan hilang turun jadi 19.300 pada akhir 2011.
Baca juga: Hari ini dalam Sejarah: Belanda Serahkan Indonesia ke Jepang
Kemudian dari segi infrastruktur, salah satu yang terparah adalah runtuhnya tiga reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi di Tohoku.
Tragedi ini memicu bencana nuklir terbesar di dunia sejak Chernobyl tahun 1986.
Pemerintah Jepang langsung memerintahkan evakuasi dilakukan sampai radius 20 kilometer dari lokasi pembangkit listrik.
Evakuasi langsung dilakukan saat itu juga setelah radiasi dalam jumlah besar terangkat ke atmosfer. Akibatnya, 7.000 penduduk Futaba harus mengungsi dari rumah mereka.
Pemerintah juga menerapkan larangan masuk ke Futaba, kota yang terletak sekitar 4 kilometer dari pembangkit nuklir yang hancur.
Futaba, Okuma, dan Tomioka adalah tiga dari tujuh kota yang ditetapkan pemerintah sebagai "zona sulit kembali" setelah insiden nuklir terjadi.
Baca juga: Setelah 9 Tahun Mati, Futaba Hidup Lagi demi Olimpiade
Dilansir dari kantor berita NHK, sampai sekarang upaya pemulihan masih jauh dari kata selesai.
Tokyo Electric Power Company Holdings Inc. selaku operator nuklir tidak tahu harus berbuat apa dengan sekitar 1 juta ton air yang terkontaminasi.
Dulunya air dipakai untuk mendinginkan reaktor yang rusak.
Sekitar 170 ton air yang terkontaminasi mengalir setiap hari, dan pemerintah belum memutuskan bagaimana cara membuangnya.
Baca juga: Apa Itu Dashi? Kaldu khas Jepang yang Dibuat Chef Juna di Masterchef Indonesia
Kemudian Japan Times mengabarkan, pekan lalu pemerintah menyetujui undang-undang yang memperpanjang masa kerja Badan Rekonstruksi.
Badan ini dibentuk untuk mengawasi pembangunan kembali, dan telah diperpanjang masa kerjanya sampai 2031, satu dekade lebih lama dari rencana sebelumnya.
Namun keraguan masih menyelimuti negara pimpinan Shinzo Abe ini, dalam memenuhi kerangka waktu membongkar pabrik Fukushima yang lumpuh.
Desember lalu pemerintah Jepang menutuskan untuk menunda pemindahan bahan bakar bekas dari reaktor no. 1 dan 2 selama lima tahun hingga Maret 2029.
Sebagai momen peringatan, hari ini Perdana Menteri Jepang dan kabinetnya mengheningkan cipta di Tokyo pukul 2.46 siang, sesuai waktu terjadinya bencana.
Sementara itu warga Jepang tetap menggelar doa kepada para korban meninggal. Peringatan ini tetap digelar walau virus corona sedang merebak di Jepang.
Baca juga: Kemungkinan Salah Diagnosis: Gejala Awal Infeksi Virus Corona Mirip Demam Berdarah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.