Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kata Putin dalam Pidato Kemenangannya di Pilpres Rusia 2024...

MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden Vladimir Putin diprediksi menang telak dalam Pilpres Rusia 2024 yang berlangsung selama tiga hari pada Jumat-Minggu (15-17/3/2024).

Menurut exit poll yang dilakukan oleh lembaga survei Public Opinion Foundation (FOM), Putin memenangkan 87,8 perse suara, hasil tertinggi dalam sejarah pasca-Soviet Rusia.

Pusat Penelitian Opini Publik Rusia (VCIOM) juga menempatkan Putin pada angka 87 persen.

Sesuai prediksi, Putin akan dengan mudah mengalahkan tiga kandidat lainnya. 

Kandidat komunis Nikolai Kharitonov diketahui berada di urutan kedua dengan hanya di bawah 4 persen, pendatang baru Vladislav Davankov di urutan ketiga, dan Leonid Slutsky yang merupakan seorang ultra-nasionalis berada di urutan keempat.

KPU Pusat Rusia sendiri telah mengumumkan bahwa Putin berhasil meraih hampir 88 persen suara pada hasil awal Pilpres Rusia 2024.

Menurut Putin, kemenangannya dalam Pilpres Rusia kali ini menunjukkan bahwa Moskwa sudah tepat dalam menghadapi Barat dan mengirim pasukannya ke Ukraina.

Mantan letnan kolonel KGB yang pertama kali berkuasa pada 1999 itu menegaskan bahwa hasil pemilu ini seharusnya mengirimkan pesan kepada Barat bahwa para pemimpinnya harus memperhitungkan Rusia yang semakin berani, baik dalam keadaan perang maupun damai, untuk tahun-tahun mendatang.

Hasil ini berarti Putin akan memulai masa jabatan enam tahun baru yang akan membuatnya menyalip Josef Stalin dan menjadi pemimpin terlama di Rusia selama lebih dari 200 tahun jika ia menyelesaikannya.

Amerika Serikat, Jerman, Inggris, dan negara-negara lain mengatakan bahwa pemungutan suara tersebut tidak bebas dan tidak adil karena adanya pemenjaraan lawan politik dan sensor.

Janji Putin

Kepada para pendukungnya dalam sebuah pidato kemenangan di Moskwa, Putin mengatakan bahwa dirinya akan memprioritaskan penyelesaian tugas-tugas yang terkait dengan apa yang ia sebut sebagai "operasi militer khusus" Rusia di Ukraina dan bakal memperkuat militer Rusia.

"Kita memiliki banyak tugas di depan. Namun, ketika kita terkonsolidasi -tak peduli siapa yang ingin mengintimidasi kita, menekan kita- tak ada yang pernah berhasil dalam sejarah, mereka tidak berhasil sekarang, dan mereka tidak akan berhasil di masa depan," ujar Putin, dikutip dari Reuters.

Para pendukungnya meneriakkan "Putin, Putin, Putin" saat ia muncul di atas panggung dan "Rusia, Rusia, Rusia" setelah ia menyampaikan pidato.

Singgung Pemilu AS

Sementara itu, terinspirasi oleh pemimpin oposisi Alexei Navalny, yang meninggal di penjara Kutub Utara bulan lalu, ribuan orang telah melakukan protes terhadap Putin di tempat pemungutan suara (TPS) di dalam dan di luar negeri selama pemungutan suara akhir pekan lalu.

Putin mengatakan kepada para wartawan bahwa ia menganggap Pemilu Rusia sebagai pemilu yang demokratis dan mengatakan bahwa protes yang diilhami oleh Navalny terhadapnya tidak berpengaruh pada hasil pemilu.

Dalam komentar pertamanya tentang kematian Navalny, Putin juga mengatakan bahwa kematian pria itu sebagai "peristiwa yang menyedihkan".

Ia juga menegaskan dirinya telah siap untuk melakukan pertukaran tahanan yang melibatkan politisi oposisi tersebut.

Ketika ditanya oleh NBC, sebuah jaringan TV AS, apakah pemilihannya kembali adalah demokratis, Putin mengkritik sistem politik dan peradilan AS.

"Seluruh dunia menertawakan apa yang terjadi (di Amerika Serikat). Itu hanyalah sebuah bencana, bukan demokrasi," kata dia.

"... Apakah demokratis menggunakan sumber daya administratif untuk menyerang salah satu kandidat presiden Amerika Serikat, antara lain dengan menggunakan lembaga peradilan?" tanyanya, merujuk pada empat kasus kriminal yang menimpa calon dari Partai Republik, Donald Trump.

Pemilu Rusia berlangsung lebih dari dua tahun sejak Putin memicu konflik Eropa paling mematikan sejak Perang Dunia 2 dengan memerintahkan invasi ke Ukraina.

Perang telah membayangi pemilu yang berlangsung selama tiga hari ini.

Ukraina diketahui telah berulang kali menyerang kilang minyak di Rusia, menembaki wilayah-wilayah Rusia dan berusaha menembus perbatasan Rusia dengan pasukan proksi -sebuah langkah yang menurut Putin tidak akan dibiarkan begitu saja.

Putin mengatakan bahwa Rusia mungkin perlu menciptakan zona penyangga di dalam Ukraina untuk mencegah serangan semacam itu di masa depan.

Meskipun terpilihnya kembali Putin tidak diragukan lagi karena kontrolnya atas Rusia dan tidak adanya penantang yang nyata, mantan mata-mata KGB ini ingin menunjukkan bahwa ia memiliki dukungan yang besar dari rakyat Rusia.

Jumlah pemilih secara nasional dalam Pilpres Rusia kali ini pun dilaporkan mencapai 74,22 persen pada pukul 18.00 GMT saat jajak pendapat ditutup, kata pejabat pemilu. Itu melampaui angka tahun 2018 yang mencapai 67,5 persen.

Wartawan Reuters melihat adanya peningkatan jumlah pemilih, terutama yang berusia muda, pada siang hari di tempat pemungutan suara di Moskwa, St Petersburg, dan Yekaterinburg, dengan antrean yang mencapai beberapa ratus orang bahkan ribuan.

Beberapa orang mengatakan bahwa mereka melakukan protes, meskipun hanya ada sedikit tanda yang membedakan mereka dari pemilih biasa.

https://www.kompas.com/global/read/2024/03/18/150410170/kata-putin-dalam-pidato-kemenangannya-di-pilpres-rusia-2024

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke