Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Korea Selatan Minta Para Dokter Kembali Bekerja Paling Lambat Akhir Februari, jika Tidak...

SEOUL, KOMPAS.com - Pemerintah Korea Selatan pada Senin (26/2/2024) memberitahu para dokter junior bahwa mereka hanya memiliki waktu hingga akhir Februari untuk kembali bekerja.

Jika tidak, Pemerintah Korea Selatan menyampaikan, para dokter harus siap menghadapi hukuman. 

Banyak dokter magang di "Negeri Gingseng" diketahui sejak pekan lalu memutuskan mogok kerja untuk memprotes rencana pemerintah meningkatkan jumlah siswa yang diterima di sekolah kedokteran.

Aksi protes itu dilaporkan sampai mengganggu layanan kesehatan bagi pasien di beberapa rumah sakit besar.

Protes tersebut bahkan telah memaksa rumah sakit untuk menolak pasien dan membatalkan prosedur.

"Mempertimbangkan gawatnya situasi, pemerintah mengeluarkan himbauan terakhir," ujar Menteri Keselamatan Lee Sang-min pada pembukaan pertemuan gugus tugas, dikutip dari Reuters.

Ia menambahkan bahwa kekacauan meningkat di rumah sakit dan layanan darurat telah mencapai situasi yang berbahaya.

"Jika Anda kembali ke rumah sakit yang Anda tinggalkan sebelum 29 Februari, Anda tidak akan bertanggung jawab atas apa yang telah terjadi," katanya.

"Kami mendorong Anda untuk mengingat bahwa suara Anda akan terdengar keras dan paling efektif ketika Anda berada di sisi pasien," jelas Lee.

Pemerintah sebelumnya telah memperingatkan bahwa mereka dapat mengambil tindakan hukum terhadap para dokter yang tidak mematuhi perintah kembali bekerja, termasuk penuntutan, kemungkinan penangkapan, dan pencabutan izin medis mereka.

Para dokter muda yang melakukan protes mengatakan bahwa pemerintah harus terlebih dahulu mengatasi masalah gaji dan kondisi kerja sebelum mencoba untuk meningkatkan jumlah dokter.

Wakil Menteri Kesehatan Park Min-soo mengatakan mereka yang tidak kembali sebelum 1 Maret akan menghadapi penangguhan izin medis selama minimal tiga bulan, di antara tindakan hukum lainnya.

Para dokter senior dan praktisi swasta tidak ikut dalam aksi mogok kerja, namun mereka mengadakan demonstrasi yang mendesak pemerintah untuk membatalkan rencana mereka untuk meningkatkan kuota sekolah kedokteran.

Banyak warga Korea Selatan yang mendukung rencana tersebut, yang dipelopori oleh Presiden Yoon Suk Yeol.

Jajak pendapat Gallup Korea baru-baru ini menunjukkan sekitar 76 persen responden menyetujui rencana tersebut, terlepas dari afiliasi politik mereka dan jajak pendapat terpisah oleh Realmeter yang dirilis pada hari Senin menunjukkan, bahwa peringkat persetujuan Yoon telah meningkat menjadi 41,9 persen, pertama kalinya dalam delapan bulan telah melampaui level 40 persen.

Dalam sebuah paket rencana kebijakan untuk meningkatkan layanan medis, Pemerintah Korea Selatan mengatakan akan meningkatkan jumlah mahasiswa kedokteran baru sebanyak 2.000 orang per tahun dan memperluas perlindungan hukum terhadap tuntutan malpraktek dan penuntutan.

Pemerintah juga berencana untuk memberikan insentif bagi para dokter untuk berpraktik dalam disiplin ilmu penting seperti pediatri dan bedah umum dan di daerah-daerah regional yang kekurangan dokter.

Namun, beberapa dokter mengatakan bahwa rencana pemerintah ini bertujuan untuk memenangkan lebih banyak suara dalam pemilihan umum pada bulan April.

Dalam sebuah pernyataan, para profesor medis di Seoul National University, yang mengelola salah satu sekolah kedokteran terbaik di negara ini, meminta pihak berwenang untuk menunda pembahasan rencana tersebut hingga setelah pemilihan umum.

https://www.kompas.com/global/read/2024/02/26/185800370/korea-selatan-minta-para-dokter-kembali-bekerja-paling-lambat-akhir

Terkini Lainnya

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke