Sullivan kemudian mendesak DPR AS yang dipimpin Partai Republik mengikuti Senat dan segera menyetujui paket bantuan bernilai miliaran dollar AS itu.
"Kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Setiap hari harus mengorbankan rakyat Ukraina dan kepentingan keamanan nasional Amerika Serikat," kata Sullivan kepada wartawan di Gedung Putih, dikutip dari kantor berita AFP.
“Pertaruhannya semakin tinggi. Akibat dari tidak adanya tindakan juga semakin tinggi setiap hari,” tambahnya.
“Kami semakin banyak mendapat laporan pasukan Ukraina menjatah, atau bahkan kehabisan amunisi di garis depan, saat pasukan Rusia terus menyerang baik di darat maupun mencoba melemahkan pertahanan udara Ukraina.”
Sullivan melanjutkan, para sekutu dan musuh AS sama-sama mengamati situasi ini dengan cermat.
Pernyataan Sullivan keluar sehari setelah Biden berpidato di televisi untuk mendesak Partai Republik di Dewan Perwakilan Rakyat meloloskan RUU tersebut.
Biden juga mengecam calon pesaingnya di pilpres AS 2024, Donald Trump, atas ancaman kepada negara-negara NATO yang tidak membayar iuran tahunan.
Adapun panglima militer baru Ukraina yaitu Oleksandr Syrsky pada Rabu pagi mengatakan, situasi di garis depan dengan Rusia sangat sulit karena bantuan militer AS tak kunjung datang.
https://www.kompas.com/global/read/2024/02/15/083428370/bantuan-as-tak-kunjung-datang-ukraina-mulai-kehabisan-amunisi-lawan-rusia