Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jawab Sisa Tanda Tanya Bom Bunuh Diri Kabul, AS Akan Wawancara Lebih Banyak Tentara

Para pelaku bom bunuh diri itu menyerang selama penarikan pasukan AS dari Afghanistan yang kacau. Serangan mematikan itu diyakini sebenarnya bisa dihentikan.

Wawancara yang diperintahkan oleh Erik Kurilla, seorang jenderal dan kepala Komando Pusat AS, sebagian dipicu pernyataan dari setidaknya satu anggota militer yang terluka dalam ledakan tersebut.

Anggota itu mengaku tidak pernah diwawancarai mengenai hal tersebut dan bahwa dia mungkin bisa menghentikan para penyerang.

Wawancara dimaksudkan untuk melihat apakah anggota militer yang tidak dilibatkan dalam penyelidikan awal mempunyai informasi baru atau berbeda.

Dilansir dari Guardian, keputusan tersebut, menurut para pejabat, tidak membuka kembali penyelidikan pemerintah terhadap pengeboman mematikan dan penarikan diri dua tahun lalu.

Namun wawancara tambahan mungkin akan dimanfaatkan para kritikus di Kongres, sebagian besar dari Partai Republik, sebagai bukti bahwa pemerintahan kepresidenan Joe Biden ceroboh dalam penyelidikan serangan tersebut, selain kesalahan dalam menangani penarikan pasukan.

Beberapa keluarga korban tewas dan terluka mengeluh bahwa Pentagon tidak cukup transparan mengenai pemboman yang menewaskan 170 warga Afghanistan dan 13 anggota militer AS.

Investigasi Komando Pusat AS menyimpulkan pada bulan November 2021 bahwa situasi keamanan di Gerbang Abbey bandara ketika warga Afghanistan semakin putus asa untuk melarikan diri memanglah buruk

“Serangan itu tidak dapat dicegah secara taktis tanpa menurunkan misi untuk memaksimalkan jumlah pengungsi," sebutnya.

Pentagon mengatakan bahwa peninjauan terhadap serangan bunuh diri tersebut tidak menghasilkan identifikasi awal mengenai kemungkinan penyerangan.

Komando Pusat berencana untuk berbicara dengan sejumlah anggota militer yang terluka parah dalam pemboman di Gerbang Abbey dan harus segera dievakuasi dari negara tersebut untuk mendapatkan perawatan medis.

Mereka mewakili sebagian besar wawancara yang direncanakan, namun beberapa orang lain yang tidak dirugikan juga disertakan. Para pejabat tidak menutup kemungkinan bahwa jumlah wawancara dapat bertambah.

https://www.kompas.com/global/read/2023/09/16/150000270/jawab-sisa-tanda-tanya-bom-bunuh-diri-kabul-as-akan-wawancara-lebih

Terkini Lainnya

Gunung Meletus di Islandia Muntahkan Lava Setinggi 50 Meter

Gunung Meletus di Islandia Muntahkan Lava Setinggi 50 Meter

Global
Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir, Persempit Gerakan Hamas

Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir, Persempit Gerakan Hamas

Global
Rangkuman Hari Ke-826 Serangan Rusia ke Ukraina: Polemik Larangan Senjata | Belarus Tangguhkan CFE

Rangkuman Hari Ke-826 Serangan Rusia ke Ukraina: Polemik Larangan Senjata | Belarus Tangguhkan CFE

Global
Soal Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia, Ini Kata AS

Soal Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia, Ini Kata AS

Global
Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Internasional
Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Global
[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

Global
Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke