Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Deretan Masalah yang Terungkap Saat Jambore Pramuka Dunia di Korea Selatan

Puluhan ribu peserta kemudian dievakuasi pada Selasa (8/8/2023), padahal rangkaian acara seharusnya berakhir Sabtu (12/8/2023).

Media Korea Selatan menyebutnya "aib nasional", sedangkan sejumlah orangtua peserta mengeluhkan kondisi yang buruk di lokasi. Pramuka dari Amerika Serikat (AS) dan Inggris bahkan pulang lebih awal.

Dikutip dari kantor berita AFP, berikut adalah deretan persoalan saat Jambore Pramuka Dunia 2023 berlangsung di Korea Selatan.

Namun, surat kabar JoongAng Ilbo melaporkan bahwa sebagian dana digunakan pegawai negeri untuk perjalanan bisnis yang tidak ada hubungannya dengan jambore bagi 43.000 pramuka tersebut.

Perjalanan ke Inggris dan Perancis pada 2019 misalnya, mencakup tur Istana Buckingham, melihat pertunjukan musikal, dan mencicipi wine di Montmartre.

Bumi perkemahan bisa memiliki infrastruktur berkualitas tinggi jika anggaran besar-besaran jambore dipakai dengan benar, kata pemimpin Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa, Kim Gi-hyeon, di Facebook.

"Ini seperti penipuan besar-besaran terhadap publik dan bahkan mungkin mencapai tingkat penggelapan dana publik," lanjut Kim, seraya berjanji akan melakukan penyelidikan penuh.

2. Seberapa buruk kondisi di lokasi jambore?

Penyelenggara tidak dapat langsung disalahkan atas gelombang panas atau topan yang akan datang, tetapi kritik berpusat pada masalah yang dapat dicegah yaitu toilet tidak bersih.

Foto-foto toilet yang jorok, tidak dibangun sempurna, dan meluap beredar luas di media sosial.

"Ini terlihat seperti toilet 20 tahun lalu dan akan dikenang sebagai citra Korea Selatan," keluh seorang netizen di YouTube.

Kepala kontingen dari Inggris--kelompok terbesar dengan lebih dari 4.000 peserta--mengatakan, buruknya sanitasi adalah faktor utama keputusan pulang lebih awal.

Pemerintah Korea Selatan mengakui masalah tersebut dan menjanjikan tambahan ratusan staf kebersihan, tetapi menurut para kritikus itu sudah terlambat.

Saemangeum sejak lama menjadi kontroversi karena menurut para ilmuwan penciptaannya mengeringkan lahan basah yang penting bagi migrasi burung.

Reklamasi tersebut menghancurkan area makan utama bagi ratusan ribu burung, kata para ahli. Jumlah burung yang mengunjungi lahan itu setiap tahun turun drastis selama 2001 hingga 2014.

Saemangeum sekarang menjadi pantai lumpur tanpa pohon. Hanya ada sedikit perlindungan dari panasnya musim panas, dan para kritikus sudah memperingatkan risikonya.

Sohoon Yi, profesor sosiologi di Universitas Nasional Kyungpook, berpendapat bahwa Saemangeum adalah bencana ekologis yang disebabkan persepsi keliru tentang hubungan manusia dengan alam.

Anggota parlemen Lee Won-taeg hampir setahun sebelum jambore sudah memperingatkan kurangnya rencana darurat untuk cuaca ekstrem dan pengendalian serangga.

Akan tetapi, Korea Selatan bersikeras jambore akan dilanjutkan, bahkan setelah badan pramuka dunia meminta acara dipersingkat dan para orangtua menyebutnya sudah menjadi mimpi buruk.

Penyelenggara terus mendesak peserta menyikapinya sebagai sarana mengatasi tantangan, hingga akhirnya ancaman Topan Khanun memaksa evakuasi.

Mereka menyebut peserta jambore hanya pindah karena bencana alam, dan acara akan berlanjut sampai penutupan resmi pada Sabtu (12/8/2023).

Para peserta akan ditampung di delapan kota dan provinsi mulai Selasa (8/8/2023).

Salah satu anggota parlemen bahkan meminta megabintang K-pop BTS--yang sedang hiatus karena beberapa anggotanya wajib militer--untuk tampil demi peserta jambore.

Kritikus mengatakan, perubahan ini justru melenceng dari inti acara tersebut.

"Sangat mengecewakan ini berubah menjadi 'jambore pariwisata' dengan semua orang berpartisipasi di tempat-tempat berbeda, daripada berkumpul di satu tempat untuk menjalin persahabatan baru," tulis JoongAng Ilbo.

https://www.kompas.com/global/read/2023/08/09/093300570/deretan-masalah-yang-terungkap-saat-jambore-pramuka-dunia-di-korea

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke