Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Alasan China dan Korsel Khawatir Jepang Buang Limbah PLTN Fukushima ke Laut

IWAKI, KOMPAS.com - Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) melangsungkan pertemuan dengan warga lokal untuk memastikan kelancaran pelepasan air limbah radioaktif PLTN Fukushima yang sudah diolah ke Samudra Pasifik.

Meski IAEA memberikan lampu hijau, negara-negara tetangga Jepang tetap menyampaikan kekhawatiran.

Rafael Grossi, Kepala Badan Energi Atom Internasional IAEA pada Rabu (5/7/2023) pergi ke Kota Iwaki, sekitar 40 kilometer selatan Fukushima untuk bertemu dengan para pejabat lokal dan wakil-wakil komunitas nelayan di kota itu.

“Apa yang dilakukan IAEA, yang merupakan badan PBB urusan nuklir, adalah membuat kami terlibat dengan pekerjaan ini. Bukan seperti yang dikatakan sebagian orang, bahwa kami bertujuan politis, atau ingin menutupi, membenarkan, membuat seakan-akan sesuatu yang buruk menjadi baik,” ujar Grossi.

Grossi pada Rabu juga datang ke PLTN Fukushima, mengamati tempat pengolahan air limbah radioaktif sebelum diangkut melalui pipa hitam dari tangki pengambil sampel dan pencampur ke sebuah fasilitas di pantai, untuk diencerkan setidaknya 100 kali dengan menggunakan air laut.

Menurut rencana, air limbah radioaktif yang sudah diolah ini akan dibuang ke Samudra Pasifik, satu kilometer lepas pantai, melalui sebuah terowongan bawah laut.

Grossi memastikan kepada wartawan bahwa “tingkat radioaktif jauh di bawah standar yang disetujui.”

IAEA lakukan kajian sejak tahun 2021

Sejak tahun 2021, atas permintaan Pemerintah Jepang, tim IAEA telah melakukan kajian atas keamanan rencana pembuangan limbah radioaktif nuklir dari PLTN Fukushima yang hancur akibat gempa dahsyat dan tsunami tahun 2011.

Grossi menyampaikan tinjauan akhir atas kajian timnya itu kepada Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada Selasa (4/7/2023), yang akan membuat keputusan akhir tentang seberapa cepat pelepas limbah yang kontroversial itu dapat dimulai.

Meskipun sudah mendapat lampu hijau dari IAEA, sebagian negara tetangga Jepang tetap menyampaikan kekhawatiran mereka.

China memperingatkan bahwa dukungan IAEA sedianya tidak menjadi “izin” bagi Jepang untuk melepas air limbah radioaktif yang telah diolah itu ke Samudera Pasifik.

Sementara di Korea Selatan, Wakil Menteri Pertama di Kantor Koordinasi Kebijakan Pemerintah Korea Selatan Park Gu-yeon mengatakan menghormati hasil kajian IAEA dan meyakinkan warga agar mereka tidak khawatir dengan rencana Jepang itu.

Tetapi anggota Federasi Gerakan Lingkungan Hidup Korea Ahn Jae Hun mengatakan, pembuangan air limbah radioaktif yang sudah diolah itu tetap tidak dapat diterima karena IAEA tidak mengkaji alternatif lain selain membuangnya ke laut.

Artikel ini pernah dimuat di VOA Indonesia dengan judul IAEA Beri Lampu Hijau Pembuangan Limbah PLTN Fukushima, China dan Korsel Khawatir.

https://www.kompas.com/global/read/2023/07/06/134700070/alasan-china-dan-korsel-khawatir-jepang-buang-limbah-pltn-fukushima-ke

Terkini Lainnya

Ini Penjara Terkecil di Dunia yang Terdiri 2 Sel Tanpa Jendela

Ini Penjara Terkecil di Dunia yang Terdiri 2 Sel Tanpa Jendela

Global
Carlo Acutis, Remaja Italia yang Dijuluki 'Influencer Tuhan' Akan Jadi Santo Milenial Pertama

Carlo Acutis, Remaja Italia yang Dijuluki 'Influencer Tuhan' Akan Jadi Santo Milenial Pertama

Internasional
Pasca Tanah Longsor Papua Nugini, PBB Ingatkan Adanya Risiko Penyakit

Pasca Tanah Longsor Papua Nugini, PBB Ingatkan Adanya Risiko Penyakit

Global
Gunung Meletus di Islandia Muntahkan Lava Setinggi 50 Meter

Gunung Meletus di Islandia Muntahkan Lava Setinggi 50 Meter

Global
Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir, Persempit Gerakan Hamas

Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir, Persempit Gerakan Hamas

Global
Rangkuman Hari Ke-826 Serangan Rusia ke Ukraina: Polemik Larangan Senjata | Belarus Tangguhkan CFE

Rangkuman Hari Ke-826 Serangan Rusia ke Ukraina: Polemik Larangan Senjata | Belarus Tangguhkan CFE

Global
Soal Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia, Ini Kata AS

Soal Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia, Ini Kata AS

Global
Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Internasional
Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Global
[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

Global
Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke