NEW YORK, KOMPAS.com – Dunia menghadapi ancaman besar berupa krisis air yang sangat parah menurut laporan terbaru PBB berjudul World Water Development Report.
Laporan tersebut dirilis pada Selasa (21/3/2023) dan diluncurkan pada malam puncak pertemuan mengenai sumber daya air di Markas PBB di New York, AS, sebagaimana dilansir CNN.
Ancaman nyata tersebut menghantui dunia karena meningkatnya permintaan air dan dampak dari krisis iklim yang mengancam eksistensi sumber daya air.
Selama 40 tahun terakhir, konsumsi air meningkat rata-rata 1 persen per tahun. Hal ini didorong oleh pertumbuhan populasi dan pola konsumsi yang berubah.
Pada 2016, jumlah orang di kota-kota di dunia yang menghadapi kelangkaan air mencapai 930 juta jiwa.
Jumlah ini diproyeksikan meningkat lebih dari dua kali lipat pada 2050 di mana 2,4 miliar orang di perkotaan akan terancam menghadapi kelangkaan air. Permintaan air perkotaan diperkirakan akan meningkat sebesar 80 persen pada 2050.
Penulis utama World Water Development Report, Richard Connor, mengatakan dalam konferensi pers bahwa jika tidak ada aksi nyata mengatasi masalah kelangkaan, krisis air global pasti terjadi.
Selain itu, 3,6 miliar jiwa kekurangan akses ke sanitasi yang dikelola dengan aman, menurut laporan tersebut.
Sekitar 10 persen dari populasi global saat ini sudah tinggal di negara-negara dengan sumber daya air yang kritis.
Sementara itu, kelangkaan air musiman akan meningkat di daerah-daerah air yang melimpah termasuk di Afrika Tengah, Asia Timur, dan sebagian Amerika Selatan, menurut laporan tersebut.
Sedangkan kelangkaan air akan semakin parah di Timur Tengah dan kawasan Sahel di Afrika, yang pasokan airnya sudah sedikit.
Kekeringan ekstrem dan berkepanjangan, yang semakin sering dan parah akibat krisis iklim, juga memberi tekanan pada ekosistem.
Selain berimbas kepada manusia, kondisi tersebut juga dapat menimbulkan konsekuensi mengerikan bagi spesies tumbuhan dan hewan.
Connor mengungkapkan, berbagai solusi yang bisa dilakukan termasuk kerja sama internasional yang lebih baik untuk menghindari konflik atas sumber daya air.
Dia menambahkan, berbagai upaya untuk mengurangi polusi yang membuat pemanasan global harus dilakukan. Selain itu, mesti dijalin kolaborasi lebih lanjut dan meningkatkan akses ke sumber daya air.
“Ada kebutuhan mendesak untuk membangun mekanisme internasional yang kuat untuk mencegah krisis air global lepas kendali,” kata Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay.
“Air adalah masa depan kita bersama, dan penting untuk bertindak bersama untuk membaginya secara adil dan mengelolanya secara berkelanjutan,” sambungnya.
https://www.kompas.com/global/read/2023/03/23/173100470/pbb-peringatkan-ancaman-krisis-air-dunia-krisis-iklim-bikin-tambah-parah