Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Meta Larang Iklan yang Targetkan Remaja Berdasarkan Jenis Kelamin

LOS ANGELES, KOMPAS.com - Meta, pemilik Instagram dan Facebook, pada hari Selasa (10/1/2023) mengatakan akan berhenti mengizinkan pengiklan menargetkan iklan pada remaja berdasarkan jenis kelamin.

Ini sekaligus jadi langkah terbaru Meta hadapi tuduhan bahwa platformnya berbahaya bagi pengguna muda.

Dilansir dari AFP, mulai bulan Februari, raksasa media sosial itu mengatakan pengiklan, sumber pendapatan besar perusahaan, hanya akan dapat menggunakan usia dan lokasi ketika menargetkan iklan pada remaja secara global.

Aktivitas remaja sebelumnya di aplikasi milik Meta tidak akan lagi menginformasikan iklan yang mereka lihat, kata perusahaan itu.

Dalam sebuah posting blog, Meta mengatakan bahwa perubahan itu terjadi karena mengakui bahwa remaja belum tentu punya pikiran seperti orang dewasa untuk membuat keputusan tentang bagaimana data online mereka digunakan untuk iklan.

Meta mengatakan bahwa perubahan tersebut mencerminkan umpan balik dari orang tua dan para ahli dan akan mematuhi aturan baru di beberapa negara tentang konten yang ditujukan untuk kaum muda.

Perusahaan yang sebelumnya dikenal sebagai Facebook menghadapi tekanan dan denda yang meningkat untuk mengekang praktik pengiriman iklan bertarget sempit kepada penggunanya, sebuah praktik yang menghasilkan pendapatan miliaran dollar dari pengiklan setiap tahun.

Setelah pergumulan hukum yang panjang, perusahaan Silicon Valley itu dikenai denda 390 juta euro (413 juta dollar AS) minggu lalu sebagai bagian dari pergumulan selama bertahun-tahun dengan Uni Eropa terkait iklan.

Lebih mengkhawatirkan bagi perusahaan yang didirikan oleh Mark Zuckerberg itu adalah regulator Eropa juga menolak dasar hukum yang digunakan Meta untuk membenarkan pengumpulan data pribadi pengguna untuk digunakan dalam iklan bertarget.

Google dan Apple juga menghadapi penyelidikan dan denda oleh regulator karena melanggar undang-undang privasi melalui iklan bertarget.

Di AS, Meta dan raksasa media sosial lainnya
sebagian besar menghadapi pengawasan dari otoritas lokal, dengan undang-undang nasional diblokir karena lobi yang intens oleh raksasa teknologi dan Kongres yang terpecah secara politik di Washington.

Distrik sekolah umum di kota Seattle AS minggu lalu mengajukan gugatan terhadap raksasa teknologi, termasuk Meta, karena diduga menyebabkan kerusakan mental, depresi, dan kecemasan di kalangan siswa.

Pejabat sekolah umum mengatakan mereka meminta pertanggungjawaban perusahaan media sosial atas kerugian yang mereka timbulkan pada kesehatan sosial, emosional, dan mental siswa remaja.

https://www.kompas.com/global/read/2023/01/11/190000770/meta-larang-iklan-yang-targetkan-remaja-berdasarkan-jenis-kelamin

Terkini Lainnya

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke