Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Beri Saran Solusi Konflik China-Taiwan, Elon Musk Disanjung Beijing tapi Dicela Taipei

BEIJING, KOMPAS.com - China dan Taiwan angkat bicara setelah kepala eksekutif Tesla Elon Musk mengatakan Taiwan harus menjadi zona administrasi khusus China.

Orang terkaya di dunia itu mengatakan dalam sebuah wawancara dengan surat kabar bisnis Inggris Financial Times bahwa dia yakin seperti sarannya, kedua pemerintah dapat mencapai kesepakatan yang "cukup baik".

Komentar Elon Musk mendatangkan pujian dari Duta Besar China untuk Amerika Serikat (AS), tetapi rekannya dari Taiwan menegaskan bahwa kebebasan tidak dapat “dijual.”

Pekan sebelumnya, Musk telah dikritik karena mengunggah jajak pendapat soal sarannya mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina di Twitter, yang meminta Kyiv menyerahkan wilayah ke Moskwa.

Ada pun komentar Musk soal konflik China-Taiwan kali ini muncul saat perusahaan pembuat mobil listrik miliknya mencapai rekor penjualan bulanan di China.

"Rekomendasi saya... adalah mencari zona administratif khusus untuk Taiwan yang cukup baik, (meski) mungkin tidak akan membuat semua orang senang," kata menanggapi ketegangan China-Taiwan yang meningkat dalam wawancara dengan Financial Times, yang diterbitkan pada Jumat (7/10/2022).

"Dan itu mungkin, dan saya pikir mungkin, pada kenyataannya, bahwa mereka dapat memiliki pengaturan yang lebih lunak daripada Hong Kong."

Pada Sabtu (8/10/2022), duta besar China untuk AS Qin Gang menyambut saran Musk untuk menetapkan Taiwan sebagai zona administrasi khusus.

Dia mengatakan di Twitter bahwa "penyatuan kembali secara damai" dan model "satu negara dua sistem" yang digunakan dalam pemerintahan Hong Kong adalah "prinsip dasar China untuk menyelesaikan pertanyaan soal Taiwan".

“Dengan syarat kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunan China dijamin, setelah reunifikasi Taiwan akan menikmati otonomi tingkat tinggi sebagai wilayah administrasi khusus, dan ruang yang luas untuk pembangunan,” tambahnya sebagaimana dilansir BBC.

Reaksi keras Taiwan

Namun reaksi bertentangan disampaikan pejabat Taiwan, dengan Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang menilai Elon Musk "tidak tahu banyak" tentang pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu.

“Musk adalah seorang pengusaha,” Su, politisi paling senior Taiwan setelah Presiden Tsai Ing-wen, mengatakan pada sesi parlemen pada Selasa (11/10/2022).

"Dia memiliki pabrik mobil besar di Shanghai dan dia ingin mempromosikan kendaraan listriknya ... seorang pengusaha dapat mengatakan ini hari ini dan mengatakan yang lain besok," kata perdana menteri, pejabat tertinggi Taiwan yang menanggapi komentar Musk.

“Musk hanya berbicara untuk dirinya sendiri tetapi dia benar-benar tidak tahu banyak tentang Taiwan dan dia juga tidak mengerti hubungan lintas selat,” tambah Su sebagaimana dilansir Al Jazeera.

Sebelumnya Hsiao Bi-khim, duta besar de facto Taiwan untuk Washington juga menyuarakan kritiknya di Twitter: "Taiwan menjual banyak produk, tetapi kebebasan dan demokrasi kami tidak untuk dijual."

"Taiwan menjual banyak produk, tetapi kebebasan dan demokrasi kami tidak untuk dijual," kicaunya.

"Setiap proposal abadi untuk masa depan kita harus ditentukan secara damai, bebas dari paksaan, dan menghormati keinginan demokratis rakyat Taiwan," tambah Hsiao.

Kerugian bagi Elon Musk?

Shihoko Goto, direktur geoekonomi dan industri Indo-Pasifik di Wilson Center di Washington DC, menoilai bahwa saran Musk dapat merugikan kepentingan bisnisnya sendiri.

"Mari kita ingat bahwa Elon Musk seharusnya berada di ambang pembelian Twitter. Tentu saja, Twitter dilarang di China karena kebebasan berbicara tidak diperbolehkan di China," kata Goto kepada BBC.

"Jadi jika dia berinvestasi di Twitter, perusahaannya mungkin tidak akan dapat beroperasi di Taiwan yang akan berada di bawah tekanan atau di bawah jempol China. Itu akan menjadi tindakan bunuh diri dari pihak Elon Musk," dia menambahkan.

China melihat Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri sebagai provinsi yang memisahkan diri yang pada akhirnya akan berada di bawah kendali Beijing.

Sementara itu, Tesla mengirimkan 83.135 kendaraan listrik buatan China pada September, menurut sebuah laporan yang dirilis pada Minggu (9/10/2022) oleh Asosiasi Mobil Penumpang China.

Jumlah tersebut memecahkan rekor sebelumnya yang dibuat oleh perusahaan pada Juni dan menandai tonggak sejarah bagi pabrik Tesla di Shanghai yang telah berusaha untuk meningkatkan produksi.

 

https://www.kompas.com/global/read/2022/10/12/190200470/beri-saran-solusi-konflik-china-taiwan-elon-musk-disanjung-beijing-tapi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke