Saat itu dia menunggu pada Rabu (28/9/2022) di luar kantor bantuan negara bersama keluarganya di pusat penerimaan pengungsi.
Dilansir Reuters, saat Rusia bersiap untuk mencaplok wilayah Ukraina seukuran Portugal setelah menggelar apa yang disebutnya referendum di empat provinsi yang diduduki, sejumlah warga Ukraina berhasil melarikan diri.
"Mereka bisa mengumumkan apapun yang mereka mau.Tidak ada yang memberikan suara dalam referendum kecuali beberapa orang yang berpihak. Mereka pergi dari rumah ke rumah, tapi tidak ada yang keluar," kata Boyko.
Dia, istri dan dua anak mereka telah tiba di pusat bantuan di tempat parkir sebuah toko perbaikan rumah di kota Zaporizhzhia yang dikuasai Ukraina pada hari sebelumnya, setelah menunggu selama dua hari sebelum pasukan Rusia tiba-tiba mengizinkan mereka keluar melalui pos pemeriksaan terakhir.
Mereka yang melarikan diri dari wilayah yang dikuasai Rusia mengatakan apa yang disebut referendum telah dilakukan oleh orang-orang dengan senjata yang memaksa orang untuk memberikan suara di jalan.
Ketakutan terbesar adalah bahwa setelah Moskwa menyatakan wilayah itu sebagai wilayah Rusia, ia akan segera memulai kelompok untuk bertempur.
Untuk saat ini, pasukan Rusia telah membiarkan beberapa orang keluar dari bagian provinsi Kherson dan Zaporizhzhia yang diduduki melalui satu pos pemeriksaan.
Tidak ada yang tahu berapa lama rute akan tetap terbuka, terutama untuk pria usia wajib militer.
https://www.kompas.com/global/read/2022/09/28/214500270/warga-ukraina-kabur-dari-referendum-rusia-desa-tampak-kosong