Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kota Wisata Odessa Mencoba Bertahan di Tengah Perang

ODESSA, KOMPAS.com - Sebelum perang, pusat kota pantai Odessa biasanya dipenuhi turis yang bersantai atau berjalan-jalan menikmati keindahan kota. Mereka menikmati pantai atau menjelajahi pusat-pusat bersejarah. Tapi hari-hari itu sudah berakhir, suasana di Odessa saat perang berubah secara drastis.

Ketika perang di Ukraina pecah, ada kebingungan dan disorientasi. Antrean panjang terlihat di supermarket, orang-orang menimbun beragam produk karena mereka khawatir kekurangan makanan. Banyak orang mengantre di depan bank atau mesin ATM untuk mengambil uang tunai, bersiap seandainya terjadi gangguan pada sistem perbankan.

Jalanan juga nyaris kosong, hanya supermarket dan apotek yang kelihatan tetap buka. Cafe, restoran, teater dan tempat-tempat hiburan, yang dulu selalu ramai, ditutup. Orang-orang hanya keluar untuk membeli makanan, atau mengajak anjing mereka jalan-jalan.

Pelahan pulih walau dalam situasi darurat perang

Mulai April, situasi perlahan berubah. Cafe-cafe mulai dibuka, juga salon kecantikan dan toko-toko. Penduduk mulai keluar lagi ke jalan dan memenuhi taman. Anak-anak terlihat bermain-main di luar.

Hari ini, kehidupan mulai normal lagi: restoran-restoran di jalan-jalan utama penuh lagi, para pemusik jalanan juga sudah kembali. Tur-tur bus kota kembali beroperasi, orang bisa menonton lagi pertunjukan opera atau balet. Tapi perang masih berlanjut. Karena itu, di gedung pemerintahan masih ada barikade, dan jalan protokol Primorskyi — dulu salah satu tempat wisata paling ramai — masih tetap ditutup.

Sebagian besar kafe dan restoran tutup pada pukul 22.00, karena jam malam masih diberlakukan mulai pukul 23.00. Sebelum perang, malam musim panas di Odessa adalah malam berpesta, dengan pertunjukan film terbuka di pantai, dan konser-konser. Sekarang tidak ada kehidupan malam sama sekali.

Bagaimana perang memengaruhi pariwisata

Musim puncak turis di Odessa biasanya pada periode liburan musim panas, dari Mei hingga September. Pada 2021, lebih 3 juta wisatawan berkunjung ke Odessa. Kota itu sebenarnya bersiap menyambut kedatangan lebih banyak turis lagi pada 2022, setelah pembatasan Covid-19 di Eropa mulai dicabut. pembatasan virus corona dilonggarkan dan industri mulai pulih. Tapi kemudian Rusia menginvasi Ukraina akhir Februari.

Saat ini, sebagian besar hotel di tepi laut, seperti Hotel Nemo, yang sangat populer di masa sebelum perang, berjuang dengan tingkat hunian yang rendah. Hotel-hotel di pusat kota, bagian bersejarah Odessa, bernasib sedikit lebih baik, dengan banyaknya wartawan asing dan beberapa pelancong yang menginap di sana.

"Okupansi hotel kami turun menjadi hanya 15-20 persen, dan sebagian besar wartawan yang melakukan reservasi di Hotel Alexandrovskiy. Sementara Hotel M1, yang ada di bagian lain dekat pantai, sebagian besar ramai dengan pelancong dari Kyiv," kata Tatyana Prodan, kepala penjualan di manajemen perhotelan Maestro Grup.

Pariwisata di Odessa juga menderita karena masih ada larangan keras berenang di laut. Sebelum perang, pada musim panas pantai selalu dipadati pengunjung. Beberapa orang masih pergi ke pantai, meskipun ada larangan, bahkan ada yang berenang juga. Tapi sudah ada kasus tragis orang yang terbunuh oleh ranjau laut. Sebagai alternatif, orang bisa berenang di kolam renang hotel, yang menyediakan tiket harian.

Museum-museum masih ditutup, dan beberapa bahkan telah memindahkan koleksinya ke tempat yang aman, seperti Museum Seni Rupa atau Museum Seni Barat dan Timur. "Pecahnya perang masih meninggalkan syok," jelas Stanislav Kinka, peneliti senior di Museum Sejarah Regional Odessa. Prioritas utamanya sekarang adalah memastikan bahwa barang-barang pameran yang paling berharga dikemas dan dievakuasi secepat mungkin, menurut daftar yang telah disusun sebelumnya.

Klub-klub malam belum diperbolehkan beroperasi. Tetapi Teater Philharmonic tetap buka. Dan konser amal terbuka diadakan di taman taman kota. Gedung Opera dan Ballet Theatre sudah dibuka, tetapi membatasi kehadiran hanya 30 persen kapasitas, atas alasan keamanan. Jika sirene serangan udara berbunyi, pertunjukan akan dihentikan dan pengunjung diberikan pilihan untuk meninggalkan gedung atau pergi ke tempat perlindungan di bawah gedung. Jika pertunjukan tidak bisa dilanjutkan, pengunjung dapat melihat pertunjukan di hari lain dengan tiket yang sama.

https://www.kompas.com/global/read/2022/08/08/230100770/kota-wisata-odessa-mencoba-bertahan-di-tengah-perang

Terkini Lainnya

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke