Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Senator AS Tekan TikTok, Tuding Izinkan Propaganda Rusia Pro-perang

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Beberapa anggota Senat AS dari Partai Republik menekan TikTok karena dianggap mengizinkan konten propaganda Rusia pro-perang.

Para senator tersebut bertanya kepada CEO TikTok Shou Zi Chew melalui sebuah surat pada Jumat (17/6/2022) mengenai laporan yang menyebutkan bahwa platform media sosial itu mengizinkan konten yang disetujui Pemerintah Rusia tetapi melarang beberapa video lain.

Surat tersebut dipimpin oleh Steve Daines dan ditandatangani oleh John Cornyn, Roger Wicker, John Barrasso, James Lankford, dan Cynthia Lummis.

“Laporan terbaru menunjukkan, TikTok telah memungkinkan media Pemerintah Rusia membanjiri platform dengan propaganda pro-perang yang berbahaya,” bunyi surat tersebut, sebagaimana dilansir Reuters.

“Tidak ada perusahaan yang boleh berada dalam posisi memperkuat kebohongan Kremlin, yang memicu dukungan publik untuk perang pilihan Rusia di Ukraina,” tambah surat itu.

Para senator tersebut sangat prihatin bahwa TikTok memungkinkan penyebaran propaganda pro-perang ke publik Rusia, yang berisiko menambah jumlah korban.

Kedutaan Besar Rusia di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

TikTok mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada Reuters bahwa perusahaan berharap untuk terus terlibat dengan para senator dalam masalah ini dan menjawab pertanyaan mereka.

Reuters melaporkan pada Maret bahwa TikTok mengatakan akan menangguhkan streaming langsung dan pengunggahan video ke platformnya di Rusia karena meninjau implikasi dari undang-undang media baru yang ditandatangani oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.

Di sisi lain, para senator tersebut dalam suratnya mengatakan bahwa TikTok gagal untuk menegakkan kebijakan.

Para senator tersebut juga mengutip laporan berita yang mengatakan tampaknya TikTok terlambat menutup “celah” itu pada 25 Maret.

Para senator menambahkan, konten pro-Rusia yang menyesatkan dan membanjiri layanan platform belum dihapus.

Hal ini menciptakan arsip propaganda pro-perang yang mudah diakses. Mereka juga meminta TikTok untuk menjawab serangkaian pertanyaan.

TikTok, yang dimiliki oleh perusahaan teknologi internet ByteDance yang berbasis di Beijing, telah berada di bawah pengawasan ketat AS mengenati data pribadi.

Pada sidang kongres AS Oktober 2021, perusahaan menghadapi pertanyaan sulit dari anggota parlemen AS.

Marsha Blackburn, Senator AS dari Partai Republik, merasa prihatin dengan pengumpulan data yang dilakukan TikTok dan potensi Pemerintah China untuk mendapatkan akses ke informasi tersebut.

Data yang dikumpulkan termasuk audio dan lokasi pengguna.

Blackburn mempertanyakan TikTok tentang apakah perusahaan dapat menolak memberikan data kepada pemerintah China jika materi diminta.

TikTok adalah salah satu aplikasi media sosial paling populer di dunia, dengan lebih dari 1 miliar pengguna aktif di seluruh dunia.

https://www.kompas.com/global/read/2022/06/18/093100070/senator-as-tekan-tiktok-tuding-izinkan-propaganda-rusia-pro-perang

Terkini Lainnya

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke