Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kotoran Purba Ungkap Makanan “Favorit” Para Pembangun Situs Stonehenge

LONDON, KOMPAS.com - Kotoran purba yang ditemukan di situs desa prasejarah dekat situs Stonehenge mengungkapkan bahwa penduduk pemukiman – yang kemungkinan membangun lingkaran batu – berpesta dengan organ dalam ternak.

Beberapa potongan fosil feses, yang oleh para ilmuwan disebut koprolit, digali dari tumpukan sampah di pemukiman yang dikenal sebagai Tembok Durrington. Lokasi itu hanya 1,7 mil (2,8 kilometer) dari situs Stonehenge.

Desa tersebut berasal dari sekitar periode 2500 SM, ketika banyak monumen megah di barat daya Inggris dibangun.

Lima potong kotoran - dari satu manusia dan empat anjing - ditemukan mengandung telur cacing parasit.

Kotoran manusia dan tiga koprolit anjing berisi telur cacing capillariid (cacing pita), yang sebagian diidentifikasi berdasarkan bentuknya yang seperti lemon.

Keberadaan cacing jenis ini menunjukkan bahwa orang tersebut telah memakan paru-paru atau hati mentah atau setengah matang dari hewan yang sudah terinfeksi.

Dalam kondisi itu, telur parasit akan langsung melewati sistem pencernaan, menurut sebuah studi baru tentang fosil.

Cacing pita menginfeksi sapi dan ruminansia lainnya. Artinya, memakan sapi adalah sumber parasit adalah alasan paling mungkin menyebabkan kemunculannya di fosil kotoran itu, catat penulis penelitian sebagaimana dilansir CNN pada Jumat (21/5/2022).

Sementara anjing-anjing itu mungkin telah diberi makan sisa makanan.

Akan tetapi, tulang hewan yang digali dari tumpukan sampah ternyata menunjukkan bahwa sapi bukanlah hewan yang paling umum dikonsumsi.

Sekitar 90 persen dari 38.000 tulang hewan yang digali berasal dari babi dan 10 persen dari sapi.

Salah satu kotoran anjing berisi telur cacing pita ikan, yang menunjukkan bahwa ia terinfeksi karena memakan ikan air tawar mentah.

Namun, tidak ada bukti konsumsi ikan lain, seperti tulang, yang ditemukan di lokasi tersebut.

Kurangnya bukti ini mungkin karena situs tersebut tidak digunakan sepanjang tahun, atau ikan dengan cacing pita dikonsumsi di pemukiman yang berbeda.

“Tembok Durrington ditempati sebagian besar musiman, terutama pada periode musim dingin. Anjing itu mungkin datang sudah terinfeksi parasit,” kata rekan penulis studi Dr Piers Mitchell, seorang dokter medis dan rekan peneliti senior dan direktur Laboratorium Parasit purba di departemen arkeologi Universitas Cambridge, dalam rilis berita.

"Studi isotop tulang sapi di situs tersebut menunjukkan bahwa mereka berasal dari daerah di seluruh Inggris selatan, yang kemungkinan juga berlaku untuk orang-orang yang tinggal dan bekerja di sana," katanya dalam pernyataan itu.

Penelitian ini diterbitkan Kamis (19/5/2022) di jurnal Parasitology.

Situs Stonehenge terbuat dari dua jenis batu: batu sarsen yang lebih besar dan monolit bluestone yang lebih kecil dari Wales, yang didirikan lebih dulu.

Para arkeolog meyakini bahwa Tembok Durrington dihuni oleh orang-orang yang membangun monumen tahap kedua, ketika trilithon (dua batu vertikal yang berada di atas dengan batu horizontal ketiga) didirikan.

Desa ini juga dianggap sebagai tempat di mana banyak pesta diadakan – seperti yang terungkap dari pecahan tembikar dan sejumlah besar tulang hewan yang ditemukan di sana.

Namun, ada sedikit bukti yang menunjukkan bahwa orang tinggal atau makan di situs Stonehenge itu sendiri.

"Bukti baru ini memberitahu kita sesuatu yang baru tentang orang-orang yang datang ke sini untuk pesta musim dingin selama pembangunan Stonehenge," kata rekan penulis studi Mike Parker Pearson, seorang profesor di Institut Arkeologi Universitas College London dan pemimpin proyek penelitian The Stones of Stonehenge.

“Daging babi dan sapi dikukus atau direbus dalam pot tanah liat, tetapi sepertinya jeroan tidak selalu dimasak dengan baik.”

https://www.kompas.com/global/read/2022/05/22/190100270/kotoran-purba-ungkap-makanan-favorit-para-pembangun-situs-stonehenge

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke