Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kali Pertama dalam 50 Tahun, Kongres AS Bicarakan Soal UFO

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Majelis Tinggi Parlemen Amerika Serikat (AS) yang juga disebut Kongres untuk kali pertama dalam 50 tahun terakhir membicarakan fenomena UFO, objek yang belum bisa diidentifikasi di angkasa.

Berbicara di depan subkomite Bidang Intelijen Dalam Negeri, pejabat Kementerian Pertahanan AS tidak menyampaikan informasi tambahan mengenai penyelidikan mereka berkenaan dengan ratusan penampakan objek yang belum bisa dijelaskan di angkasa.

Namun dikatakan Kementerian Pertahanan AS sudah mengangkat seorang direktur khusus yang bertugas melakukan koordinasi pengumpulan data berkenaan dengan UFO.

Pemerintah AS tidaklah menggunakan istilah UFO melainkan fenomena di udara yang belum teridentifikasi atau UAP.

Asisten Menteri Pertahanan AS Bidang Intelijen Ronald Moultrie mengatakan, Kementerian Pertahanan AS, dikenal dengan nama Pentagon, berusaha agar masalah ini dibicarakan lebih terbuka dan mendesak pilot atau pun personel militer melaporkan hal-hal aneh yang mereka lihat di angkasa.

"Kami ingin tahu apa yang ada di luar sana sama seperti halnya Anda," kata Moultrie kepada para politisi di Gedung Kongres sambil menambahkan bahwa dia juga adalah penggemar hal-hal berkenaan dengan fiksi sains.

"Kami mendapatkan pertanyaan bukan saja dari Anda. Kami juga mendapatkan dari keluarga siang dan malam," sambungnya.

Politisi dari kedua partai utama di AS, Demokrat dan Republik, menyatakan UFO adalah masalah keamanan nasional.

Penampakan objek yang terbang tanpa adanya sistem pendorong seperti pesawat biasa sudah dilaporkan banyak terjadi di dekat pangkalan militer atau di sepanjang garis pantai.

Ini menimbulkan kekhawatiran bahwa yang ada adalah objek rahasia dari teknologi China atau Rusia.

Namun penampakan ini biasanya berupa objek yang sedang melayang. Ada yang muncul hanya dalam bilangan detik, dan kadang juga gambarnya kabur karena pengaruh lensa kamera.

Pemerintah AS diperkirakan memiliki informasi teknis tambahan mengenai berbagai penampakan tersebut namun tidak mau menyampaikannya kepada publik.

Sebuah laporan sementara yang dikeluarkan dinas intelijen tahun lalu menyebutkan adanya 144 penampakan pesawat atau benda lain yang terbang dengan kecepatan yang misterius.

Dari semua penampakan yang diselidiki, tidak ada informasi yang bisa didapatkan untuk menjelaskan berbagai insiden tersebut.

Seorang pejabat senior Pentagon dalam sidang hari Selasa menunjukkan susahnya menemukan kejelasan mengenai UFO tersebut.

Wakil Direktur Intelijen Angkatan Laut AS Scott Bray berdiri di dekat sebuah televisi menunjukkan video pendek yang menurutnya diambil dari pesawat militer F-18.

Video menunjukkan langit biru dengan awan yang bergerak menjauh.

Dalam salah satu gambar terlibat adanya objek yang berbentuk seperti balon.

"Seperti yang Anda lihat, menemukan UAP lebih susah dari apa yang Anda bayangkan," kata Bray.

Anggota Kongres Andre Carson dari Partai Demokrat asal Alabama yang memimpin dengar pendapat menyerukan kepada para penyelidik untuk menunjukkan bahwa mereka siap menemukan fakta atas pencarian mereka.

Anggota Kongres dari Partai Republik asal Arkansas Rick Crawford mengatakan penyelidikan ini bukanlah untuk menemukan pesawat dari angkasa luar namun untuk menemukan data intelijen yang penting.

"Ketidakmampuan mengerti objek di wilayah udara kita yang sensitif bisa berarti kegagalan intelijen, sesuatu yang ingin kita hindari," katanya.

https://www.kompas.com/global/read/2022/05/20/000100570/kali-pertama-dalam-50-tahun-kongres-as-bicarakan-soal-ufo-

Terkini Lainnya

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Rangkuman Hari Ke-825 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Minta Dunia Tak Bosan | Putin Wanti-wanti Barat soal Senjata

Rangkuman Hari Ke-825 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Minta Dunia Tak Bosan | Putin Wanti-wanti Barat soal Senjata

Global
Tragedi di Desa Yahidne Dinilai Jadi Gambaran Rencana Putin atas Ukraina

Tragedi di Desa Yahidne Dinilai Jadi Gambaran Rencana Putin atas Ukraina

Internasional
Kolombia Selangkah Lagi Larang Adu Banteng mulai 2027

Kolombia Selangkah Lagi Larang Adu Banteng mulai 2027

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke