Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jelang Debat Krusial Pilpres Perancis dan Ketegangan di Baliknya

Debat ini terjadi di tengah persaingan ketat untuk memutuskan siapa yang akan memimpin negara itu selama lima tahun ke depan.

Bagi Le Pen, yang berada di belakang Macron dalam jajak pendapat menjelang pemilihan hari Minggu (24/4/2022), dia harus meyakinkan lebih banyak pemilih bahwa mereka tidak perlu takut melihat sayap kanan berkuasa.

"Ketakutan adalah satu-satunya argumen bahwa presiden saat ini harus mencoba dan tetap berkuasa dengan segala cara," kata Le Pen dalam klip kampanye barunya, dilansir Reuters.

Dia menuduh Macron menyebarkan malapetaka tentang apa arti presiden sayap kanan bagi Perancis.

Bagi Macron, mungkin tantangan terbesarnya adalah tidak terdengar arogan, sesuatu yang dikritik banyak pemilih dalam dirinya.

Debat, yang dimulai malam hari itu, akan menjadi satu-satunya di antara kedua kandidat.

Macron dan Le Pen pertama kali bersaing menjadi presiden pada tahun 2017.

Perdebatan menjadi bencana besar bagi Le Pen, kandidat yang anti-imigrasi dan skeptis.

Le Pen mencampuradukkan catatannya dan kehilangan pijakannya, sementara debat memungkinkan Macron yang saat itu belum teruji, meyakinkan pemilih bahwa dia layak menjadi presiden.

Dan Macron kini telah berkuasa selama lima tahun, yang berarti Le Pen dapat menyerangnya berdasarkan rekam jejaknya.

Kubu Le Pen sejauh ini terus menjelaskan rencananya untuk melarang jilbab di semua tempat umum.

Bagi Macron, proposal untuk mendorong kembali usia pensiun jadi program yang dapat diandalkannya.

https://www.kompas.com/global/read/2022/04/20/170000070/jelang-debat-krusial-pilpres-perancis-dan-ketegangan-di-baliknya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke