Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Yoon Suk Yeol, Presiden Baru Korea Selatan Pasca-pemilu yang Memecah Belah

SEOUL, KOMPAS.com - Yoon Suk Yeol, mantan jaksa konservatif, telah terpilih sebagai presiden baru Korea Selatan.

Dia mengalahkan saingan utamanya dari kelompok liberal dalam salah satu pemilihan presiden yang paling ketat di negara itu.

Dilansir Al Jazeera, dengan lebih dari 98 persen suara yang sudah dihitung, Yoon memenangkan 48,6 persen suara melawan saingannya Lee Jae Myung, yang hanya 47,8 persen.

Yoon mengatakan pada Kamis (10/3/2022) bahwa dia akan menghormati konstitusi, parlemen dan bekerja dengan partai-partai oposisi ketika dia menjabat sebagai pemimpin negara berikutnya.

Dia juga menyebut hasil pemilihan sebagai “kemenangan orang-orang hebat”.

“Kompetisi kami sudah berakhir untuk saat ini,” katanya dalam pidato penerimaan, lalu berterima kasih dan menghibur Lee serta saingan lainnya.

“Kita harus bergandengan tangan dan bersatu menjadi satu untuk rakyat dan negara.”

Pada upacara terpisah dengan para pendukung, Yoon mengatakan dia akan menempatkan prioritas utama pada “persatuan nasional”.

Dia menambahkan semua orang harus diperlakukan sama terlepas dari perbedaan regional, politik dan sosial ekonomi mereka.

Yoon akan menjabat pada Mei dan menjalani masa jabatan lima tahun sebagai pemimpin negara dengan ekonomi terbesar ke-10 di dunia.

Pemilihan bermuara pada pertarungan dua arah antara Yoon dari oposisi People Power Party dan Lee dari Partai Demokrat yang memerintah.

Mereka menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk saling membanting, mengejek, dan menjelek-jelekkan satu sama lain dalam salah satu kampanye politik paling pahit di sana, memperparah perpecahan domestik yang sudah parah di negara itu.

Yoon mengatakan dia akan menangani provokasi Korea Utara dengan tegas dan berusaha untuk meningkatkan kerjasama keamanan trilateral dengan Washington dan Tokyo.

Dia juga mengatakan akan menjadikan aliansi yang ditingkatkan dengan AS sebagai pusat kebijakan luar negerinya sambil mengambil sikap yang lebih tegas terhadap China.

Pemilihan dilakukan ketika Korea Selatan sedang bergulat dengan lonjakan Covid-19 yang didorong oleh Omicron.

Konstitusi Korea Selatan membatasi seorang presiden untuk masa jabatan lima tahun, sehingga rekan partai Lee, Presiden Moon Jae In, tidak dapat mencalonkan diri kembali.

Moon berkuasa pada 2017 setelah Presiden konservatif Park Geun Hye dimakzulkan dan diberhentikan dari jabatannya karena skandal korupsi besar.

Yoon sebelumnya pernah menjadi jaksa agung Moon, tetapi mengundurkan diri dan bergabung dengan oposisi tahun lalu setelah pertikaian tentang penyelidikan sekutu Moon.

Yoon mengatakan penyelidikan itu objektif dan berprinsip, tetapi pendukung Moon mengatakan dia berusaha menggagalkan reformasi penuntutan Moon dan meningkatkan posisi politiknya sendiri.

Yoon juga dikritik karena kurangnya pengalaman dalam politik partai, kebijakan luar negeri, dan urusan negara penting lainnya.

Tapi Yoon telah menjawab bahwa dia akan membiarkan pejabat berpengalaman menangani urusan negara yang membutuhkan keahlian.

https://www.kompas.com/global/read/2022/03/10/133000370/yoon-suk-yeol-presiden-baru-korea-selatan-pasca-pemilu-yang-memecah-belah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke