Militer Inggris Buru-buru Selamatkan Jet Tempur F-35 yang Jatuh ke Laut Sebelum Diambil Rusia

Pilot Angkatan Udara Inggris (RAF) terpaksa menyelamatkan diri saat F-35B Lightning yang dikemudikannya jatuh tak lama setelah lepas landas.

Ini merupakan kali pertama pesawat tempur yang diklaim paling canggih itu jatuh di laut, tepatnya kawasan Mediterania.

Karena jatuh di perairan internasional, maka London buru-buru mengerahkan militernya untuk mencari pesawat yang dikembangkan AS tersebut.

Apalagi menurut keterangan Menteri Pertahanan Ben Wallace, Rusia disinyalir juga berancang-ancang untuk mencarinya.

Kepada Sky News, Wallace menerangkan pesawat "Negeri Beruang Merah" mulai melacak kapal induk HMS Queen Elzabeth dan kapal pengiringnya.

Penyelamatan dan pengangkatan bangkai jet tempur harus cepat dilakukan, karena F-35 mempunyai sederet teknologi yang terbilang rahasia.

Jika sampai Kremlin mendapatkan pesawat itu, maka intelijen mereka bakal sangat unggul dalam pengumpulan informasi mengenai senjata lawan.

"Saya tidak akan membicarakan mengenai apa yang kami tahu atau tidak tahu. Tetapi saya pikir kami sangat waspada akan situasi ini," kata Wallace.

Dilansir Kamis (18/11/2021), disebutkan London meminta bantuan AS untuk membantu mengeluarkan senjata termahal dalam sejarah tersebut.

Mantan Laksamana Muda Chris Parry menyatakan, militer pasti akan menggelar penyelidikan untuk mengetahui penyebab pasti rusaknya F-35B.

Diwartakan Daily Mail, Parry meyakini jet tempur dengan teknologi siluman itu mengalami kegagalan mesin.

"Meski F-35B mempunyai rekor keselanatan yang bagus, mereka pasti akan bermasalah di tengah lingkungan maritim yang penuh kewaspadaan ini," jelasnya.

Inggris disebut mempunyai 24 unit varian B, yang mampu mendarat maupun lepas landas secara vertikal dan hanya membutuhkan landasan pacu pendek.

Sekutu utama AS itu membeli 138 unit dari raksasa dirgantara Lockheed Martin, dengan nilai transaksi 9,1 miliar poundsterling.

Pesawat ini sempat memanaskan hubungan antara AS dan Turki, setelah Ankara membeli sistem pertahanan udara S-400 milik Rusia.

Turki mengeklaim mereka terpaksa membeli sistem tersebut karena Washington menolak menjual rudal Patriot mereka.