Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

14 Jaksa AS Tekan Facebook Ihwal Disinformasi Vaksin Covid-19

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Jaksa Agung dari 14 negara bagian di AS mengirim surat kepada CEO Facebook Mark Zuckerberg terkait disinformasi alias informasi palsu mengenai vaksin.

Mereka menanyakan apakah penyebar disinformasi vaksin top di platform tersebut menerima perlakuan khusus dari Facebook.

Surat itu dikirim oleh jaksa agung dari Connecticut, California, Delaware, Illinois, Iowa, Maine, Massachusetts, Michigan, Minnesota, Maryland, Pennsylvania, Rhode Island, Vermont, dan Virginia.

Sebelumnya, seorang data engineer and scientist Frances Haugen mengungkapkan bahwa Facebook membangun sistem yang membebaskan pengguna populer di platformnya dari beberapa atau bahkan semua aturannya.

Pengungkapan tersebut dilakukan Haugen, yang merupakan mantan manajer produk Facebook, berdasarkan dokumen internal.

Haugen menyerukan transparansi tentang bagaimana Facebook membujuk pengguna untuk terus aktif, sehingga menciptakan banyak peluang bagi pengiklan untuk menjangkau mereka.

Dalam surat yang dikirim pada Rabu (13/10/2021) tersebut, ke-14 jaksa agung menyatakan sangat prihatin dengan laporan terbaru yang menyebut bahwa Facebook merawat sejumlah pengguna dan memberi mereka perlakuan khusus.

Mereka juga ingin tahu apakah “Disinformation Dozen” bagian para pengguna yang menerima perlakuan khusus tersebut sebagaimana dilansir Reuters.

Center for Countering Digital Hate menggambarkan “Disinformation Dozen” terdiri atas 12 anti-vaksin yang bertanggung jawab atas hampir dua pertiga konten anti-vaksin yang beredar di platform media sosial.

Facebook tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

Sebelumnya, Facebook memperkenalkan aturan untuk tidak membuat klaim palsu spesifik tentang Covid-19 dan vaksin virus corona.


Perusahaan itu juga mengeklaim menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang Covid-19 kepada orang-orang.

Di sisi lain, disinformasi mengenai Covid-19 telah menjamur selama pandemi di berbagai media sosial termasuk Facebook, Twitter, dan YouTube.

Para peneliti dan anggota parlemen telah lama menuduh Facebook gagal mengawasi berbagai konten berbahaya di platformnya.

Pada Juli, Presiden AS Joe Biden mengatakan platform media sosial seperti Facebook membunuh orang-orang karena membiarkan informasi yang salah tentang vaksin Covid-19 ada platformnya.

https://www.kompas.com/global/read/2021/10/15/083302270/14-jaksa-as-tekan-facebook-ihwal-disinformasi-vaksin-covid-19

Terkini Lainnya

Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Global
Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Global
[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

Global
 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke