Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bungkam Geng Nenek Penari, Warga China Pakai Alat Peredam Suara Sepiker Seperti Senter

BEIJING, KOMPAS.com - Laporan gangguan publik terkait kelompok nenek penari telah membuat pemerintah China memberlakukan denda polusi suara di wilayahnya.

Namun, sejumlah warga nampaknya bertindak lebih jauh dengan secara langsung membeli alat peredam suara untuk membungkam kelompok itu.

Hampir setiap malam atau dini hari di China, adalah hal biasa untuk melihat sekelompok besar wanita tua membanjiri taman dan alun-alun untuk menari.

Ritual ini terkait dengan kebiasaan yang diterapkan pada Revolusi Kebudayaan 1960-an. Kegiatan ini telah terbukti menjadi cara populer bagi orang tua untuk berolahraga dan bersosialisasi.

Tetapi banyak yang mengatakan nenek-nenek yang menari memainkan musik mereka terlalu keras.

Masalah itu telah menyebabkan pertengkaran, kekerasan, dan keluhan kebisingan yang meluas, bahkan penangkapan, menurut laporan The Guardian.

Sekarang, penentang para nenek penari itu mengatakan mereka menggunakan alat seharga 40 dollar AS (Rp 570.274) untuk mematikan speaker wanita dari jauh.

Melansir Insider pada Jumat (8/10/2021), beberapa daftar alat peredam suara itu dijual di Taobao, situs e-commerce China.

Seorang pengguna yang mengulas produk itu menulis bahwa teknologi tersebut "sangat andal".

Sekarang mereka bahkan "tidak perlu berdebat dengan kelompok nenek penari di taman yang tidak masuk akal" yang "berkeliaran seperti bandit."

"Tidak ada yang salah dengan menari ketika Anda tua. Tapi itu jangan sampai mempengaruhi orang lain," tulis mereka.

Para pendukung pertemuan mengatakan para wanita yang umumnya lanjut usia itu, banyak dari mereka yang hidup sendiri.

Kelompok “nenek penari” tersebut juga telah mengembangkan persahabatan yang berharga melalui kegiatan tarian di taman. Mereka bahkan sering pergi berbelanja dan bepergian bersama, menurut laporan SCMP.

Kepada Vice News, seorang pedagang alat peredam suara itu mengaku telah menjual 20.000 perangkat. Penjual berusia 19 tahun itu mengeklaim telah secara pribadi menghentikan 36 “kelompok nenek menari” dengan alat itu.

Meskipun alat ini dipuji sebagai "ajaib" di media sosial China, tampilannya terlihat identik dengan senter LED seharga 2 dollar AS (Rp 28.440) yang terdaftar di Alibaba.

Dengan label harga mulai dari 15 dollar AS hingga 40 dollar AS (Rp 213.852 hingga Rp 570.274). Salah satu instruksinya menyarankan agar pengguna "menghidupkan perangkat, dan kemudian mengarahkannya ke speaker alun-alun tempat menari. Pengoperasiannya sederhana dan efek anti-bisingnya luar biasa!"

Tapi seorang pembeli yang mengulas alat itu menulis bahwa pembelian itu adalah "buang-buang uang".

Alat itu hanya berfungsi ketika digunakan "sangat dekat" dengan speaker, yang mereka klaim harus dimatikan dua kali sebelum kelompok itu menyadarinya.

Meningkatnya laporan gangguan publik terkait kelompok nenek penari telah membuat pemerintah China memberlakukan denda polusi suara sekitar 78 dollar AS (lebih dari Rp 1 juta), menurut SCMP.

Namun, cara yang menggembirakan tampaknya telah ditemukan di Shanghai, di mana kelompok nenek penari kini menggunakan ponsel Bluetooth untuk membuat disko mereka lebih senyap.

https://www.kompas.com/global/read/2021/10/09/163231670/bungkam-geng-nenek-penari-warga-china-pakai-alat-peredam-suara-sepiker

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke