Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Preview Pemilu Jerman: Siapa Kanselir Baru Pengganti Angela Merkel?

Tidak seperti pemilu Jerman sebelumnya, peta persaingan tahun ini adalah salah satu yang paling ketat dalam sejarah.

Politik Jerman biasanya dikenal stabil dan mudah diprediksi. Namun, satu hari menjelang hari pemungutan suara, sulit menebak partai mana yang akan menjadi pemenang pemilu.

Pemilu tanpa Angela Merkel

Salah satu faktor utama sengitnya pemilu Jerman kali ini adalah, untuk pertama kalinya dalam 16 tahun Kanselir Angela Merkel tidak bertarung.

Setelah memimpin "Negeri Panser” selama hampir dua dekade dan memenangi empat pemilu berturut-turut, Angela Merkel memutuskan pensiun dari kancah politik.

Popularitas dan sosok Angela Merkel menjadi kunci partai aliansi konservatif Kristen Demokrat/Kristen Sosial (CDU/CSU) pimpinannya merajai pemilu Jerman.

Tanpa perempuan berusia 67 tahun itu di surat suara, masih banyak pemilih Jerman yang belum kunjung menentukan pilihan politik mereka.

Volatilitas pemilih terlihat jelas dalam jajak pendapat. CDU/CSU, Partai Sosial Demokrat (SPD), dan Partai Hijau silih berganti memimpin survei dalam setengah tahun terakhir.

Elektabilitas CDU/CSU terjun bebas sejak masa kampanye dimulai. Rataan survei menunjukan aliansi ini hanya mendapatkan 21-22 persen dukungan, anjlok lebih dari 10 persen berbanding dengan suara pada pemilu 2017.

Partai yang telah memimpin Jerman selama 52 dari 72 tahun sejak usainya Perang Dunia II ini terlihat letih tanpa agenda politik yang atraktif bagi pemilih Jerman. Terpuruknya Union diperparah oleh penampilan buruk calon kanselir Armin Laschet.

Laschet yang didapuk menjadi suksesor Angela Merkel luar biasa tidak populer setelah blunder demi blunder politiknya.

Salah satunya yang memicu kegeraman rakyat Jerman adalah ketika dia tertawa saat Presiden Jerman sedang berbicara di lokasi banjir parah yang melanda Jerman pada bulan Juli lalu.

Gubernur negara bagian North Rhine-Westphalia ini dinilai tidak peka dan tidak memiliki empati terhadap kesulitan rakyat Jerman.

Terpuruknya aliansi CDU/CSU mendongkrak SPD, partai berhaluan sayap kiri yang saat ini menjadi mitra junior koalisi Merkel.

Tanpa diduga, elektabilitas SPD melesat hingga melewati CDU/CSU dan Partai Hijau. Padahal di awal tahun 2021 partai ini menyentuh titik nadir dengan dukungan 15 persen, terendah dalam sejarah survei.

Penampilan gemilang calon kanselir Olaf Scholz menjadi kunci SPD saat ini memimpin survei dengan dukungan sekitar 25-26 persen.

Partai Hijau awalnya diprediksi akan menjadi kuda hitam setelah sempat mengejutkan kancah politik Jerman dengan memimpin survei pada bulan Mei lalu.

Namun, sejumlah kontroversi yang mendera pemimpin partai dan calon kanselir Annalena Baerbock, membuat partai pro lingkungan ini kehilangan dukungannya.

Baerbock diguncang skandal plagiarisme dan ditengarai menyembunyikan pendapatan tambahannya selama tiga tahun terakhir.

Dukungan Partai Hijau saat ini stabil di kisaran 15 persen.

Pemilu Jerman dan era politik baru, koalisi tiga partai

Satu hal yang pasti, politik Jerman akan memasuki era baru setelah pemilu Jerman 2021 ini.

Dominasi CDU/CSU dan SPD sudah mulai terlihat memudar. Kombinasi suara kedua partai diprediksi akan menjadi yang terendah dan mungkin sekali menyentuh di bawah 50 persen.

Koalisi pemerintahan dua partai yang menjadi norma politik di sistem proporsional Jerman akan berakhir digantikan koalisi tiga partai.

Peta politik Jerman semakin terpecah dengan meningkatnya suara partai-partai lain.

Opsi pertama atau kerap disebut koalisi “Lampu Lalu Lintas” berdasarkan warna partai adalah SPD (merah), Partai Hijau, dan Partai Demokratik Bebas (Kuning)

Opsi kedua melibatkan SPD, CDU/CSU (hitam), dan Partai Hijau. Koalisi ini dilabeli koalisi “Kenya” berdasarkan warna bendera negara Afrika tersebut.

Opsi ketiga yang menjadi kontroversi adalah koalisi sayap kiri total antara SPD, Partai Hijau, dan Partai Kiri.

Kontroversi muncul karena Partai Kiri menganut ideologi kiri-jauh, salah satunya menentang keanggotaan Jerman di North Atlantic Treaty Organization (NATO)

Pembentukan pemerintahan baru diyakini akan lebih rumit karena melibatkan tiga partai dan berpotensi menelan waktu berbulan-bulan hingga awal tahun depan.

Angela Merkel akan tetap menjalankan roda pemerintahan hingga penggantinya berhasil mencapai kesepakatan koalisi.

Dia akan menjadi kanselir dengan masa jabatan terlama dalam sejarah Jerman jika koalisi pemerintahan baru belum terbentuk pada 17 Desember.

https://www.kompas.com/global/read/2021/09/25/201821470/preview-pemilu-jerman-siapa-kanselir-baru-pengganti-angela-merkel

Terkini Lainnya

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke