Kabar itu muncul setelah dia ditangkap otoritas Thailand di kondominiumnya pada 8 September, menurut laporan Harian Metro.
Nur menjadi buruan setelah setelah pemerintah "Negeri Jiran" sudah menudingnya melakukan penghinaan terhadap agama.
Pada 2018, Nur Sajat hadir di sebuah acara keagamaan mengenakan pakaian perempuan, padahal dia terlahir pria.
Pengusaha kosmetik berusia 36 tahun itu dilaporkan tercatat di Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi atau UNHCR setelah paspornya diblokir.
Diwartakan Coconut, dia mengajukan suaka ke Australia. Oleh otoritas Thailand, dia diwajibkan hadir di kantor imigrasi setiap dua pekan.
Baik UNHCR maupun kantor urusan HAM "Negeri Kanguru" tidak memberikan pernyataan. Media sosial Nur juga tidak aktif.
Mayor Jenderal Achayon Krathong, juru bicara Kepolisian Imigrasi Thailand mengaku tidak tahu dengan kasus yang membelit Nur.
Kepada "Negeri Gajah Putih", Nur mengungkapkan dia mendapatkan ancaman mati sejak memutuskan meninggalkan agamanya.
Dia juga mengaku sudah diburu oleh sekitar 122 agen yang berasal dari otoritas keagamaan di Negara Bagian Selangor.
Ratusan orang dilaporkan mendukung pengusaha tersebut, dan mendoakannya selamat begitu kabar penangkapannya muncul.
https://www.kompas.com/global/read/2021/09/25/140413870/nur-sajat-transgender-pengusaha-top-malaysia-dikabarkan-minta-suaka-ke