Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Utusan Khusus ASEAN untuk Myanmar Minta Akses Penuh

BANDAR SERI BENGAWAN, KOMPAS.com – Utusan khusus ASEAN untuk Myanmar Erywan Yusof meminta seluruh pihak untuk memberikan akses penuh ketika dia hendak berkunjung ke Myanmar.

Pekan ini, Erywan, yang merupakan Menteri Luar Negeri Kedua Brunei Darussalam, ditunjuk ASEAN sebagai utusan khusus setelah mengalami perdebatan selama berbulan-bulan.

Dia ditugaskan untuk menyelesaikan krisis politik di Myanmar setelah negara tersebut dilanda kudeta militer pada 1 Februari lalu.

Kudeta itu memicu aksi massa dan pemogokan berskala besar selama berbulan-bulan lamanya sebagaimana dilansir AFP.

Pasukan keamanan Myanmar menggunakan kekerasan bahkan tak segan membunuh warga sipil untuk meredam aksi protes.

Menurut lembaga pemantau lokal, lebih dari 900 orang tewas di tangan pasukan keamanan Myanmar sejak kudeta militer terjadi.

PAda Jumat (7/8/2021), saat di ibu kota Brunei Darussalam, Bandar Seri Begawan, Erywan mengatakan kepada wartawan bahwa dia berencana untuk mengunjungi Myanmar.

Namun, dia belum memberikan tanggal pasti kunjungannya ke negara yersebut.

Sebelumnya, dia sempat satu kali berkunjung ke Myanmar, mewakili ASEAN, pada 4 Juni. Kala itu, Erywan bertemu dengan pemimpin junta militer Min Aung Hlaing.

Erywan menuturkan, dalam kunjungan berikutnya, dia akan menggelar diskusi yang lebih substantif tentang sejumlah isu termasuk penghentian kekerasan, dialog, dan mediasi.

Dia juga menekankan pentingnya utusan khusus diberikan akses penuh kepada semua pihak terkait di Myanmar agar kemajuan dapat dibuat.

Sebelumnya, Min Aung Hlaing juga menghadiri pertemuan ASEAN pada April di Jakarta, Indonesia.

Pertemuan tersebut menghasilkan konsensus yang menyerukan segera diakhirinya kekerasan di Myanmar dan penunjukan seorang utusan khusus.

https://www.kompas.com/global/read/2021/08/07/195232570/utusan-khusus-asean-untuk-myanmar-minta-akses-penuh

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke