Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Elektabilitas Duterte Masih Tinggi meski Filipina Dihantam Resesi akibat Covid-19

MANILA, KOMPAS.com - Ketika Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyampaikan Pidato Kenegaraan terakhirnya pada Senin (26/7/2021), dia tetap mempertahankan gayanya.

Pidatonya dipenuhi omongan berliku-liku dan sarat dengan kata-kata kotor, dalam pidato berdurasi dua jam 45 menit.

Dilansir Al Jazeera, Duterte mengakui banyak hal dalam pidatonya ketika dia mengatakan bahwa “mimpi dan visinya tentang kehidupan yang lebih baik untuk semua orang Filipina” telah mengalami beberapa “peristiwa tak terduga”.

Hal ini tentu merujuk pada Covid-19 dan lockdown, yang menghentikan rencana strategisnya.

Akibat pandemi, produk domestik bruto (PDB) 2020 negara itu menyusut 9,5 persen. Ini jadi yang terburuk sejak 1947 dan kontraksi pertama sejak krisis keuangan Asia pada 1998.

Saat penguncian berlanjut, 49 persen dari 110 juta orang di negara itu mengatakan mereka menghadapi kemiskinan.

4,8 juta keluarga mengatakan mereka akan kelaparan, menurut lembaga polling Social Weather Station (SWS).

Tingkat kemiskinan memang perlahan-lahan menurun selama bertahun-tahun sampai pandemi melanda.

Tetapi Bank Pembangunan Asia memperkirakan kemiskinan akan menjadi sekitar 20 persen pada 2020 dan 2021.

Pada bulan April, Otoritas Statistik Filipina melaporkan bahwa pengangguran telah meningkat menjadi 8,7 persen, atau sekitar 4,14 juta orang.

Dan, bahkan setelah berbulan-bulan penguncian dan pembatasan, Filipina belum berhasil menekan angka Covid-19.

Filipina telah memiliki lebih dari 1,5 juta kasus dan setidaknya 27.000 orang Filipina telah kehilangan nyawa mereka sejak pandemi dimulai.

Varian Delta pun semakin mengancam, dan memicu lonjakan lain yang lebih berbahaya.

Duterte telah memperingatkan bahwa hal itu dapat menghancurkan ekonomi dan menyebabkan “kerusakan yang tidak dapat diubah”.

Pada hari Senin, dia tampak kehilangan jawaban, memberi tahu orang Filipina bahwa dia "tidak tahu harus berbuat apa" jika varian Delta menyebar lebih luas.

Dia mengatakan penguncian lain dapat diberlakukan dan menambahkan bahwa negara itu mungkin “hanya perlu berdoa untuk keselamatan.”

Namun di balik itu semua, kepemimpinan Duterte menjadi sangat populer selama 11 bulan terakhir.

Dalam survei Pulse Asia tentang calon wakil presiden yang dilakukan bulan ini, Duterte keluar sebagai yang teratas.

Sementara survei Publicus Asia pada bulan Juli, memberinya peringkat persetujuan 58 persen dan peringkat kepercayaan 55 persen.

Putrinya, Sara Duterte, walikota Davao City sekarang sedang mempertimbangkan untuk mencalonkan diri sebagai presiden.

Jika politisi populer Filipina memutuskan untuk menyerah, Sara kemudian dapat bersaing untuk jabatan presiden, sementara ayahnya berkampanye untuk posisi wakil presiden dalam pemilihan Mei 2022.

Pemimpin Mayoritas DPR Martin Romualdez, sekutu Duterte, dikutip Kantor Berita Filipina yang didanai negara, mengatakan bahwa dia memperkirakan peringkat popularitas Duterte akan naik dalam beberapa bulan mendatang.

"Ini adalah validasi dari kepercayaan dan kepuasan rakyat pada layanan publik Duterte,” ujarnya.

Meski begitu, beberapa analis dan kritikus mengaitkan popularitas Duterte dengan oposisi yang terpecah.

Mereka mengatakan bahwa terlepas dari kesalahannya, Duterte mampu mengendalikan narasi nasional dengan memainkan ketakutan warga negara itu.

Ada juga tuduhan bahwa pemerintah membayar troll online untuk menyerang tokoh oposisi dan menggunakan pejabat untuk mengejar para pengkritiknya.

“Kelompok oposisi sebagian besar lemah dan belum bersatu, meskipun kami melihat lebih banyak sektor menjadi lebih vokal karena respons pemerintah yang buruk terhadap pandemi dan penurunan ekonomi,” kata Maria Ela Atienza, seorang profesor ilmu politik di Universitas Filipina (UP), pada Al Jazeera.

Robin Michael Garcia, presiden dan CEO WR Numero, sebuah perusahaan jajak pendapat dan analisis data berbasis teknologi yang berbasis di Manila, setuju akan hal itu.

Dia mengatakan bahwa oposisi dan tokoh-tokoh politik non-blok tidak dapat “mengartikulasikan narasi alternatif yang sama kuatnya dengan "Dutertismo", sebuah istilah yang merujuk pada tipe kepemimpinan presiden.

“Ketidakmampuan ini juga karena sumber daya materi mereka yang terbatas dan oposisi mereka yang tidak konsisten dan terpecah belah. Mereka masih terpecah-pecah dan Anda melihat suara-suara berbeda yang menentang Duterte,” kata Garcia.

https://www.kompas.com/global/read/2021/07/29/105326070/elektabilitas-duterte-masih-tinggi-meski-filipina-dihantam-resesi-akibat

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke