Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

18 Juli 1918 Nelson Mandela Lahir, Bagaimana Jejak Hidup Pemimpin Anti-Apartheid Kharismatik Ini?

KOMPAS.com - Siapa yang tak kenal sosok Nelson Mandela. Perjuangannya melawan penindasan dan ketidakadilan rasial, membuatnya jadi sosok ikonik yang dikenang hingga saat ini.

Bagaimana perjalanan hidup sosok yang lahir pada 18 Juli 1918 ini?

Sosok kharismatik Nelson Rolihlahla Mandela lahir di Desa Mvezo, Transkei, yang terletak di tenggara Afrika Selatan

Mandela kecil tumbuh dalam perlindungan tetua dan kepala suku.

Pada 1930, saat ayahnya meninggal dunia, Mandela yang berusia 12 tahun dialihkan di bawah wali Jongintaba, seorang Wali Raja Tembu yang tinggal di Great Place di Mqhekezweni.

Dia lantas menempuh pendidikan di Qunu. Di situlah, seorang guru memberinya nama Nelson, sesuai dengan aturan sekolah agar murid diberi nama Kristen.

Gelombang protes mahasiswa membuat Mendela muda yang sedang menempuh gelar Bachelor of Arts di University College Fort Hare, tidak pernah menyelesaikan studinya.

Ini membuat Raja geram dan mengancam akan mencarikan istri bagi Mandela dan sepupunya, Justin, apabila mereka tidak kembali kuliah.

Garis takdir telah dipilih. Keduanya memutuskan untuk kabur ke Johannesburg pada 1941.

Di sana, mandela bekerja sebagai petugas keamanan tambang dan menjadi agen tanah.

Pada akhirnya, dia berhasil merampungkan studinya dengan meraih gelar BA di University of South Afrika dan kembali ke Fort Hare untuk kelulusannya pada 1943.

Selanjutnya, Mandela aktif terlibat dalam gerakan anti-apartheid dan bergabung dengan Kongres Nasional Afrika (ANC) pada 1942.

Di ANC, ada sekelompok kecil pemuda Afrika yang bersatu, menyebut diri sebagai Liga Pemuda Kongres Nasional Afrika (ANCYL).

Pada 1949, ANC resmi mengadopsi metode liga pemuda dalam mendorong gerakan akar rumput masal untuk menggelar boikot, pemogokan, pembangkangan, dan tidak bekerja sama.

Gerakan itu bertujuan mencapai kebijakan kewarganegaraan penuh, redistribusi tanah, hak-hak serikat pekerjaan, dan pendidikan gratis serta wajib bagi semua anak.

Di sinilah awal perjuangan Mandela.

Selama 20 tahun, Mandela mengarahkan tindakan damai, tanpa kekerasan, menentang pemerintah Afrika Selatan dan kebijakan rasialnya.

Dia mendirikan firma hukum Mandela and Tambo, yang menyediakan layanan hukum gratis dan berbiaya rendah bagi orang kulit hitam.

Inilah yang membuat Mandela dan 150 orang lainnya ditankap atas tuduhan berkhianat pada 1956.

Pada 1961, Mandela ikut mendirikan Umkhonto we Sizwe atau MK, sebuah cabang bersenjata ANC yang bertugas menyabotase dan menggunakan taktik perang gerilya untik mengakhiri apartheid.

Dia mengatur pemogokan pekerja nasional selama tiga hari. Dia kembali memimpin aksi serupa pada tahun berikutnya dan dijatuhi hukuman lima tahun penjara.

Pada 1963, Mandela diseret ke pengadilan lagi.

Kali ini, dia dan 10 pemimpin ANC lainnya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena pelanggaran politik, termasuk sabotase.

Selama 27 tahun, Mandela menghabiskan waktunya dengan mendekam di penjara, dari November 1962 sampai Februari 1990.

18 tahun dari 27 tahun itu, dia dipenjara di Robben Island sampai mengidap tuberkulosis. Sebagai tahanan politik kulit hitam, Mandela mendapat perawatan terendah.

Pada 1981, agen intelijen Afrka Selatan Gordon Winter mengungkap adanya plot yang dirancang pemerintah Afrika Selatan untuk mengatur pelarian Mandela.

Pihak berwenang pun dapat menembaknya selama penangkapan, namun skenario itu digagalkan oleh intelijen Inggris.

Pada 1985, Presiden PW Botha menawarkan pembebasan Mandela asalkan perlawanan bersenjata dihentikan. Tawaran itu ditolak.

Tekanan lokal dan internasional untuk pembebasannya terus meningkat, membuat pemerintah terus membahasnya namun tak pernah mencapai kesepakatan.

Botha pun terkena stroke, dan Frederik Willem de Klerk maju menggantikannya.

Dia lantas mengumumkan pembebasan Mandela pada 11 Februari 1990.

Dia juga membatalkan pemblokiran terhadap ANC, menghapus pembatasan pada kelompok politik, dan membekukan eksekusi.

Pada tahun 1993, Nelson Mandela dan Presiden de Klerk secara bersama-sama dianugerahi penghargaan Nobel Perdamaian.

Pada 27 April 1994, Afrika Selatan menggelar pemilu demokratis pertama. Nelson Mandela terpilih menjadi presiden kulit hitan pertama pada 10 Mei 1994, ketika usianya 77 tahun.

Dari 1994 hingga Juni 1999, Presiden Mandela bekerja untuk mewujudkan transisi dari aturan minoritas dan apartheid menjadi aturan mayoritas kulit hitam

Pada 1996, Mandela menandatangani undang-undang konstitusi baru untuk negara, mendirikan pemerintahan pusat yang kuat, dan menjamin hak-hak minoritas serta kebebasan berekspresi.

Sesuai dengan janjinya, Mandela mengundurkan diri pada 1999, setelah satu masa jabatan sebagai presiden.

Meski demikian, dia terus bekerja pada Nelson Mandela Children's Fund yang dia dirikan pada 1995.

Selain itu, dia juga membentuk Yayasan Nelson Mandela dan Yayasan Mandela Rhodes sampai akhir hayatnya pada 5 Desember 2013 di usia 95 tahun.

https://www.kompas.com/global/read/2021/07/18/162425870/18-juli-1918-nelson-mandela-lahir-bagaimana-jejak-hidup-pemimpin-anti

Terkini Lainnya

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

Global
Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Global
Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Global
Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Global
Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Global
Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Global
Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Global
Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Internasional
Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Internasional
China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

Global
Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Global
Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Global
Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Global
Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Global
Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke