Politisi berjuluk Dr M itu menyatakan, saat ini "Negeri Jiran" menjadi negara kleptokrasi karena dipimpin pencuri.
Karena itu, dia mengatakan, dia tentu akan bertahan di posisinya jika saja tahu Malaysia tidak dipimpin dengan benar.
Takkan mundur jika dia bisa melihat masa depan
Berbicara dalam Asian Leadership Conference pada 30 Juni, Mahathir Mohamad menyampaikan seluruh pemikirannya.
Dikutip The Vibes, Dr M mengaku mundur sebagai PM Malaysia adalah keputusan paling tidak menyenangkan dalam karier politiknya.
Namun, dia merujuk kepada pengunduran dirinya pada 2003, setelah 22 tahun memimpin "Negeri Jiran".
Dilansir Mothership, Jumat (2/7/2021), dia tidak membahas pengunduran diri pada Februari 2020, yang menyebabkan Malaysia jatuh dalam krisis politik.
Dr M menerangkan, dia mengira penerusnya bakal mengembangkan negara. Namun, ternyata pemikirannya salah.
"Sayangnya, mereka berubah 180 derajat. Mereka menggunakan kepemimpinan yang mereka dapatkan untuk tujuan tidak baik," kata dia.
Mantan PM berusia 95 tahun tersebut sama sekali tidak menyebutkan nama perdana menteri yang dia anggap ngawur itu.
Meski begitu, penyesalannya saat mengumumkan mundur pada 2003 bukan pertama kali dia ungkapkan kepada publik.
Dalam wawancara Februari lalu, Mahathir membantah punya masalah pribadi dengan suksesornya, Abdullah Badawi dan Najib Razak.
Dr M menegaskan, dia akan tetap mendukung para penerusnya selama mereka membawa Malaysia ke arah kemajuan.
Namun, dalam pandangannya, Badawi dan Najib malah menimbulkan kegelisahan di antara masyarakat.
https://www.kompas.com/global/read/2021/07/03/144636470/mahathir-ungkap-penyesalan-mundur-sebagai-pm-malaysia-pada-2003