TEHERAN, KOMPAS.com – Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menyatakan, Ebrahim Raisi merupakan presiden terpilih Iran.
Dia menambahkan, negara-negara lain harus bekerja dengan Raisi mulai dari sekarang sebagaimana dilansir Reuters.
Zarif melontarkan pengumuman tersebut pada Sabtu (19/6/2021), berselang sehari setelah pemungutan suara pemilihan presiden (pilpres) Iran digelar.
Dia meyakini, Raisi bakal memimpin Iran dengan baik.
Diberitakan sebelumnya, Raisi memimpin penghitungan suara dalam pilpres Iran. Seorang pejabat Iran mengatakan, Raisi mendulang 17,8 juta suara.
Pejabat itu menambahkan, lebih dari 28 juta warga Iran dari 59 juta pemilih yang memenuhi syarat telah memberikan suaranya.
Raisi merupakan seorang hakim sekaligus ulama Syiah garis keras yang berusia 60 tahun. Dia dijatuhi sanksi oleh Amerika Serikat (AS) atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia.
Sebelum pemilihan presiden digelar, banyak yang memprediksi Raisi akan memenangi kontestasi karena didukung Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Dalam pidato yang disiarkan televisi, Presiden Iran Hassan Rouhani yang akan lengser memberi selamat kepada presiden pilihan rakyat, tanpa menyebutkan nama.
"Karena belum diumumkan secara resmi, saya akan menunda memberikan selamat secara resmi. Tapi sudah jelas siapa yang paling banyak mendapat suara," kata Rouhani.
Pemilihan presiden Iran digelar pada saat yang kritis. Iran dan enam negara besar tengah dalam pembicaraan menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015.
Selama kampanye, Raisi tidak menawarkan program politik atau ekonomi yang terperinci. Namun, Raisi mendukung dihidupkannya kembali kesepakatan nuklir.
https://www.kompas.com/global/read/2021/06/19/165901970/menteri-luar-negeri-ebrahim-raisi-presiden-terpilih-iran