Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Keluarga Korban Covid-19 Disuruh Obrak-abrik Tumpukan Mayat untuk Temukan Kerabatnya

NEW DELHI, KOMPAS.com - Anggota keluarga korban Covid-19 India diberitahu untuk mengidentifikasi sendiri orang yang mereka cintai dari tumpukan mayat, yang dibungkus kantong plastik.

Kerabat seorang pria ( 47 tahun) yang meninggal karena Covid-19 diberitahu oleh staf untuk memasuki kamar mayat, mengidentifikasi, dan kemudian membawa jasad kerabatnya pergi.

Pemimpin Rumah Sakit Pemerintah Theni K Vilakku di selatan Tamil Nadu, Balaji Nathan, membenarkan insiden itu kepada The Independent.

Dia pun mengaku menyayangkan keadaan itu dan mengklaim itu sangat menyedihkan.

Pasalnya kerabat dibiarkan trauma, dengan tumpukan tubuh tak bernyawa sendiri, demi menemukan orang yang mereka cintai.

Kasus corona india terkini ini muncul setelah rekaman mengejutkan muncul yang menunjukkan mayat korban Covid-19 India dilempar dari jembatan oleh kerabat.

Kondisi kamar mayat

Gambar 11 mayat yang dibungkus terpal longgar menyebabkan kegemparan di dunia maya.

Beberapa mayat dibungkus dengan sangat buruk sehingga bagian tubuh terlihat tergantung di luar penutup.

Keluarga juga terlihat menangani jenazah sendiri tanpa menggunakan alat pelindung diri, bertentangan dengan protokol kesehatan.

Nathan menjelaskan bahwa seorang petugas biasanya diperbolehkan masuk untuk memilah-milah mayat. Tetapi kamar mayat itu penuh sesak dari penumpukan korban malam sebelumnya.

Dalam upaya untuk mempercepat proses identifikasi, staf mengizinkan keluarga untuk mengeluarkan mayat.

"Sangat disayangkan dua petugas kamar mayat dan satu petugas keamanan membiarkan anggota keluarga berada di kamar mayat. Ruangannya sangat kecil," kata Pemimpin Rumah Sakit Pemerintah India itu melansir The Sun pada Jumat (4/6/2021).

Ia mengaku kondisi itu merupakan kelalaian keamanan kamar mayat.

Menurutnya jasad korban Covid-19 disingkirkan dari waktu ke waktu di siang hari. Tetapi gambar yang viral kata dia terjadi di pagi hari, setelah stagnasi penanganan mayat pada malam harinya.

Investigasi telah menemukan tiga anggota staf bersalah.

Penjaga keamanan yang bertugas telah ditangguhkan, sementara tindakan disiplin telah diambil terhadap dua petugas kamar mayat.

400.000 kasus sehari

India masih dalam cengkeraman gelombang virus corona kedua yang melumpuhkan dengan kasus memuncak pada 400.000 sehari.

Rumah sakit di seluruh negeri telah dibanjiri pasien Covid-19. Banyak yang dibiarkan tanpa oksigen dan obat-obatan untuk merawat mereka.

Tamil Nadu, sebuah provinsi di India selatan, menjadi kontributor tertinggi untuk beban kasus harian negara “Anak Benua” dengan 26.500 infeksi pada Selasa (1/6/2021).

Nathan meminta maaf kepada keluarga dan mengatakan bahwa, umumnya, kerabat dilarang mendekati jenazah pada waktu-waktu biasa.

Rumah sakit telah berjanji untuk membangun sistem rak untuk menampung lebih banyak mayat.

The Sun melaporkan, ini bukan pertama kalinya foto pasien Covid-19 yang meninggal menyebabkan kemarahan di India.

Ketika jumlah kasus meledak pada April, muncul foto-foto mayat yang tergeletak di Rumah Sakit Memorial Dr BR Ambedkar di Raipur, Chhattisgarh.

Di Uttar Pradesh, mayat diduga korban Covid-19 yang setengah terbakar ditemukan hanyut di sungai Gangga, dan lebih banyak lagi ditemukan terkubur di pasir di tepiannya.

https://www.kompas.com/global/read/2021/06/05/070335670/keluarga-korban-covid-19-disuruh-obrak-abrik-tumpukan-mayat-untuk-temukan

Terkini Lainnya

Ini Penjara Terkecil di Dunia yang Terdiri 2 Sel Tanpa Jendela

Ini Penjara Terkecil di Dunia yang Terdiri 2 Sel Tanpa Jendela

Global
Carlo Acutis, Remaja Italia yang Dijuluki 'Influencer Tuhan' Akan Jadi Santo Milenial Pertama

Carlo Acutis, Remaja Italia yang Dijuluki 'Influencer Tuhan' Akan Jadi Santo Milenial Pertama

Internasional
Setelah Tanah Longsor Papua Nugini, PBB Ingatkan Adanya Risiko Penyakit

Setelah Tanah Longsor Papua Nugini, PBB Ingatkan Adanya Risiko Penyakit

Global
Gunung Meletus di Islandia Muntahkan Lava Setinggi 50 Meter

Gunung Meletus di Islandia Muntahkan Lava Setinggi 50 Meter

Global
Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir, Persempit Gerakan Hamas

Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir, Persempit Gerakan Hamas

Global
Rangkuman Hari Ke-826 Serangan Rusia ke Ukraina: Polemik Larangan Senjata | Belarus Tangguhkan CFE

Rangkuman Hari Ke-826 Serangan Rusia ke Ukraina: Polemik Larangan Senjata | Belarus Tangguhkan CFE

Global
Soal Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia, Ini Kata AS

Soal Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia, Ini Kata AS

Global
Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Internasional
Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Global
[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

Global
Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke