Karantina wilayah itu diterapkan pada Senin malam (19/4/2021), karena rumah sakit kekurangan ranjang, obat-obatan, dan oksigen.
Sepanjang akhir pekan, pasien berbaris di luar fasilitas medis demi mendapatkan giliran untuk masuk.
Sementara ambulans mengantre di depan krematorium, bersiap untuk memasukkan korban meninggal Covid-19.
"Orang-orang terus berdatangan. Situasinya nyaris kolaps," kata Dr Suresh Kumar, Kepala Rumah Sakit Lok Nayak Jai Prakash Narayan.
Rumah Sakit Lok Nayak Jai Prakash Narayan adalah fasilitas medis terbesar di New Delhi untuk merawat pasien virus corona.
Dr Kumar menerangkan, saat ini yang dibutuhkan pasien adalah oksigen. Namun menurut Menteri Utama Delhi Arvind Kejriwal, mereka kekurangan oksigen.
Karena itu, pihaknya harus memberlakukan lockdown demi mencegah rumah sakit, yang kini mencapai batasnya, untuk kolaps.
Kejriwal mengatakan, para pasien terus masuk dan membuat ketersediaan Ruang Perawatan Intensif (ICU) menipis.
Sebagai catatan, Delhi melaporkan 25.000 kasus virus corona baru dan 161 korban meninggal pada Minggu (18/4/2201).
Diwartakan Sky News, laporan itu membuat Delhi menjadi wilayah paling terdampak Covid-19 di seluruh India.
Rerata positif virus hampir mencapai 30 persen. Sebuah kabar yang membuat dinas kesehatan setempat khawatir.
Seorang dokter anonim mengungkapkan, jika pemerintah tidak berusaha mengendalikan situasinya, orang-orang bakal mati di jalanan karena kurang oksigen.
Kota berpopulasi 29 juta jiwa itu kini hanya punya kurang dari 100 ranjang dengan ventilator, dan 150 tempat tidur bagi pasien kritis.
Situasi serupa juga terjadi di Ahmedabad, Gujarat, di mana ambulans berisi pasien Covid-19 yang mengirup oksigen.
Media setempat melaporkan rumah sakit mulai merilis kekurangan baik di tabung oksigen, ranjang, hingga obat-obatan.
Di krematorium, jenazah korban terus berdatangan seiring jarum jam, dengan lahan pemakaman juga mulai habis.
Di krematorium Lucknow, Uttar Pradesh, pemerintah setempat mendirikan pembatas untuk mencegah media dan masyarakat masuk.
Mutasi ganda virus corona India diyakini menjadi penyebab meroketnya angka kasus di "Negeri Bollywood".
Varian itu, dikenal sebagai B.1.617, merupakan mutasi dari E484Q dan L452R, serta terdeteksi tahun lalu.
Varian ini dianggap sangat berbahaya karena mahkota proteinnya bisa menginfeksi sel dan menghindari sistem kekebalan tubuh.
Kini, lebih dari 15 juta orang di sana terinfeksi virus corona, menjadikannya negara kedua yang paling parah terdampak di dunia.
https://www.kompas.com/global/read/2021/04/20/110720070/kasus-covid-19-meningkat-ibu-kota-india-kembali-lockdown