MINDANAU, KOMPAS.com - Sebanyak lebih dari 2.400 orang dari 70 negara termasuk Filipina, Amerika Serikat, Jerman, Afrika Selatan, Cina, dan Korea berpartisipasi dalam konferensi perdamaian online untuk membahas peran pendidikan perdamaian, pada 24 Januari 2021.
Penyelenggara konferensi ini adalah LSM perdamaian internasional yang berpusat di Korea, yaitu Heavenly Culture, World Peace, Restoration of Light (HWPL) yang berasosiasi dengan DGC PBB dan ECOSOC PBB.
“Pendidikan perdamaian memungkinkan generasi muda kita untuk tumbuh sebagai pembawa pesan perdamaian dengan nilai-nilai yang diperlukan untuk membuat perubahan positif di dunia sebagai pemimpin masa depan,” kata Dr Ronald Adamat, ketua Komisi Pendidikan Tinggi Filipina (CHED).
Adamat selama ini berjuang untuk mewujudkan pendidikan perdamaian HWPL dengan mengintegrasikan pendidikan perdamaian ke dalam kurikulum pendidikan tinggi terkait di FIlipina.
Filipina menjadi lokasi strategis bagi program perdamaian. Pasalnya konflik berkepanjangan di Mindanao telah membuat masyarakat menderita selama 40 tahun.
Namun pada 2014, CEO HWPL Man-hee Lee, utusan perdamaian menyerukan kepada para pemimpin Katolik dan Islam dari Mindanao untuk menengahi dan mengadakan perjanjian damai di Mindanao.
Perwakilan Lee mengunjungi Filipina dan mendesak para pemimpin lokal untuk mencapai kesepakatan damai. Perjanjian Damai Mindanao akhirnya tercapai di pusat kota General Santos pada 24 Januari 2015, 7 tahun yang lalu, yang sejak saat itu diperingati sebagai Hari Perdamaian HWPL.
“Saya bekerja keras dan berkontribusi pada dimasukkannya pendidikan perdamaian dan penelitian adat ke dalam kurikulum perguruan tinggi setelah tujuh bulan penandatanganan perjanjian damai antara Komisi Pendidikan Tinggi dan HWPL,” kata Adamat.
Dia memaparkan program HWPL di Filipina disahkan oleh Komisi Pendidikan Tinggi pada 7 Agustus 2018, berdasarkan resolusi Komisi Pendidikan Tinggi masing-masing 435 dan 436.
Komisi Pendidikan Tinggi Filipina juga akhirnya mengeluarkan “Kurikulum Pendidikan Tinggi Terpadu Perdamaian pada 2019. Program ini akan dilaksanakan oleh perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi, dan lembaga pendidikan tinggi swasta di seluruh Kepulauan Filipina.
“Ini untuk memperluas cakupan integrasi penelitian dan pendidikan perdamaian secara nasional. Penerapan kurikulum ini akan memungkinkan siswa dan guru untuk mendukung perdamaian melalui pendidikan yang sistematis,” tambahnya.
Di sisi lain, program HWPL di Filipina juga memasukkan pendidikan tentang masyarakat adat ke dalam kurikulum pendidikan tinggi yang relevan. Siswa dibekali dengan pengetahuan tentang budaya asli. Melalui kurikulum ini, siswa dan pendidik akan dapat mengenali budaya, hak, dan keragaman masyarakat.
Acara peringatan Hari Perdamaian tahun ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pendidikan perdamaian di antara masyarakat di seluruh dunia.
HWPL juga bermaksud membangun platform global bagi para pendidik perdamaian di setiap negara. Jadi pendidikan perdamaian dalam sistem pendidikan di seluruh dunia dengan tema “Peran Pendidikan Perdamaian untuk Menciptakan Dunia yang Damai.”
“Pemuda akan berjuang untuk perdamaian, tetapi mereka belum diberi keterampilan, pemahaman, atau kesempatan yang cukup untuk berbicara demi perdamaian,” pungkasnya.
Menurutnya sebagai pemimpin masa depan, anak-anak menjadi harapan perubahan positif di dunia ke depan. Jadi mereka perlu dididik tentang bagaimana pembangunan perdamaian bekerja secara efektif.
Perwakilan HWPL Lee Man-hee mengatakan Saat ini, Mindanao bukan lagi tempat konflik. Sebaliknya telah menjadi model kedamaian yang dilihat dunia.
Pejabat HWPL mengumumkan rencana untuk 2021. Programnya antara lain pelatihan pendidik perdamaian, program relawan pendidikan perdamaian, dan proyek pertukaran cinta perdamaian pemuda. Semu diadakan secara online sesuai dengan situasi pandemi.
Pendidikan Perdamaian HWPL yang terdiri dari 12 pelajaran bertujuan untuk membina para pendidik dan siswa. Tujuannya agar mereka memiliki nilai perdamaian dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya mewujudkan budaya damai.
Sejak 2016, lebih dari 200 lembaga pendidikan di 34 negara termasuk Afrika Selatan, India, Israel, dan Filipina telah ditetapkan sebagai Akademi Perdamaian HWP. Ada Kementerian Pendidikan dari 9 negara telah menandatangani MOA untuk kerja sama pendidikan perdamaian.
"Perjanjian Perdamaian Mindanao 2014 telah menjadi model yang bagus bagi negara-negara seperti Afghanistan, yang berjuang dengan perang dan konflik," kata pendidik Afghanistan, Pija Muradi.
Dia berharap keajaiban perdamaian Mindanao akan terjadi di Afghanistan, dan itu dimulai dengan pendidikan perdamaian. Melalui pendidikan perdamaian HWPL, siswa diharap dapat menemukan jawaban untuk mencapai perdamaian dengan berbagai cara, seperti harmoni dengan alam, nilai kerja sama, dan metode perlindungan hak.
“Saya percaya bahwa semua siswa saya yang menerima pendidikan perdamaian akan tumbuh sebagai pembawa pesan perdamaian.” ujarnya.
https://www.kompas.com/global/read/2021/01/29/113546970/konferensi-antar-benua-dorong-perdamaian-lewat-jalur-pendidikan