Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rakyat Swiss Bakal Tentukan Nasib Kelapa Sawit Indonesia lewat Referendum

Bundeskanzlei, semacam Mahkamah Konsitusi Swiss, secara resmi menyetujui inisiatif Uniterre. LSM pertanian yang berbasis di Lausanne, Swiss Barat ini, mengusulkan adanya referendum boleh tidaknya produk kelapa sawit diperdagangkan di Heidiland.

Itu artinya, sedikitnya delapan juta rakyat Swiss akan mencoblos, dan menentukan setuju atau tidaknya produk kelapa sawit Indonesia masuk negara mereka.

Dalam keterangan persnya kepada wartawan, Bundeskanzlei menjadwalkan referendum kelapa sawit per 7 Maret 2021.

Sebelumnya, Juni lalu, Uniterre berhasil mengumpulkan 61.719 tanda tangan petisi penolakan kelapa sawit. Dari jumlah itu, sebanyak 61.184 dinyatakan sah.

Itu artinya, kuota minimal 50 ribu tanda untuk mengusulkan diadakannya referendum, memenuhi syarat.

Mengingat padatnya jadwal referendum di Swiss, yakni 4 kali dalam setahun, referendum kelapa sawit baru bisa dilaksanakan Maret tahun depan.

Produk kelapa sawit sebenarnya sudah bisa melenggang masuk Swiss, jika Uniterre tidak mengajukan referendum.

Sebab, perjanjian kerja sama dagang antara Swiss dan Indonesia, yang didalamnya ada produk kelapa sawit, sudah diteken sejak dua tahun silam.

Undang undang di Swiss menyebutkan, bahwa rakyat bisa menolak perjanjian perdagangan kedua negara dengan cara mengumpulkan minimal 50 ribu tanda tangan.

Jika jumlah minimal tanda tangan itu tercapai dan terbukti sah, maka mau tidak mau, harus dilakukan referendum.

Swiss melakukan referendum sebanyak empat kali dalam setahun, dengan empat sampai dengan sepuluh topik. Ada topik nasional, hingga topik provinsi, bahkan tingkat desa.

Perjanjian dagang antara Swiss dan Indonesia, dalam hal ini masuk topik nasional. Seluruh rakyat Swiss yang memiliki hak pilih, akan menentukannya.

Umumnya, jumlah golput mencapai 50 % hingga 60 %, tergantung menarik atau tidaknya topik yang akan direferendumkan. Referendum sebagian besar pelaksanaannya lewat pos.

https://www.kompas.com/global/read/2020/11/16/140001670/rakyat-swiss-bakal-tentukan-nasib-kelapa-sawit-indonesia-lewat-referendum

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke