Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Seumur Hidupnya Hanya Makan Sosis, Anak Ini Sembuh karena Hipnoterapi

WALES, KOMPAS.com - Seingatnya, remaja bernama Ben Simpson yang berusia 15 tahun ini, dia hanya bisa makan sosis sehari-hari. 

Preferensi makanannya itu dimulai ketika sang ibu, Wendy Hughes mulai menyapihnya dari ASI. Sejak itu, dia mulai pilih-pilih makanan.

Dia ingat, dia hanya mau makan sosis dan air, baik itu untuk sarapan, makan siang sampai makan malam.

Hughes (55) mengatakan kepada media lokal SWNS bahwa dia kehabisan akal dan mencoba menghubungi seorang hipnoterapis bernama David Kilmurry.

Putranya, Ben rupanya mengalami sebuah kondisi klinis yang disebut gangguan asupan makanan terbatas yang dihindari (ARFID).

Menurut Hughes, karena gangguan itu, Ben hanya bisa makan sosis dan makanan lainnya dengan potongan kecil seperti kentang goreng. Hal itu berdampak pada perkembangan sosialnya.

"Di pesta-pesta, dia hanya akan duduk di sana, menangis atau menolak pergi ke tempat makanan," kenang Hughes.

"Jika kami pergi ke rumah seorang teman, dia tidak akan makan apa-apa," tambah Hughes. Dia akan mengatakan dia tidak lapar.

Sebelum menjalani perawatan dengan Kilmurry, Ben menghabiskan hingga empat atau lima sosis dalam satu kali makan, karena Hughes, yang tinggal bersama putranya di Swansea, Wales, menghabiskan sekitar 75 dollar AS per bulan untuk merek sosis khusus "bangers" tanpa kulit.

“Saya bosan membelinya,” kata Hughes. Sementara itu, kesehatannya mungkin menurun, yang ditunjukkan dengan seringnya “mengeluh bahwa dia lelah” dan banyak tertinggal di sekolah.

Hughes juga stres karena putranya tidak suka minuman ringan atau pun permen sekalipun.

Hughes mengaku harus sabar ketika meminta anaknya itu mencoba makanan lain. "Maukah kau mencoba makanan ini?" ujar Hughes ketika berusaha menyodorkan makanan lain ke putranya itu.

Mata ben hanya berkaca-kaca.

Sampai suatu hari seorang teman keluarga menyarankan agar bocah itu dihipnotis. Hughes pun menghubungi Kilmurry yang dia temukan kontaknya di Facebook. 

Karena pandemi mengharuskan sesi tatap muka langsung diubah menjadi virtual, Hughes sepakat. Mereka pun melakukan perawatan melalui virtual.

"Saya tidak berpikir (terapi) itu akan berhasil," aku Hughes pertama kali. Tapi setelah sesi dua jam awal serta tindak lanjut, perawatan itu telah melebihi apa yang diharapkan Hughes.

“Fobianya ekstrem,” kata Kilmurry. Hipnoterapis itu mengaku butuh perjuangan untuk bisa 'menghipnotis' anak itu.

"Saya langsung tahu dia menderita ARFID," tambah terapis itu. Fakta bahwa Ben juga 'sangat suka' dengan merek sosis tertentu seperti Richmond yang berbasis di Inggris, menunjukkan "diagnosis yang cukup mudah".

Dengan menggunakan "subliminal words" dan "neurological seed drop" untuk menciptakan hubungan emosional yang positif dengan makanan baru, Kilmurry mengatakan bahwa dia mampu "membuka pikiran" Ben, sehingga gagasan tentang rasa baru akan terasa lebih "menarik", dan mengurangi kecemasan akan rasa yang berpotensi "menjijikkan".

"Sekarang, jika saya memberinya sesuatu, dia akan memasukkannya langsung ke mulutnya," kata Hughes.

Bukti lain bahwa Ben sembuh dari gangguan ARFID adalah dia mengaku senang mengonsumsi ikan. 

"Ikan untuk penderita ARFID tidak boleh. Penderita ARFID bisa muntah dan bahkan tersedak hanya karena memikirkannya."

https://www.kompas.com/global/read/2020/10/12/190801270/seumur-hidupnya-hanya-makan-sosis-anak-ini-sembuh-karena-hipnoterapi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke