Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Usai Debat dan Terinfeksi Covid-19, Trump Makin Tercecer Jauh dari Joe Biden di Survei Pilpres AS

Rekapitulasi hasil survei oleh Kompas.com dalam sepekan terakhir menunjukan Trump semakin tertinggal dari lawannya calon presiden (capres) Partai Demokrat Joe Biden.

Performa buruk debat Trump

Debat capres yang berakhir kacau pada Selasa pekan lalu berdampak negatif terhadap Trump, jika merujuk kepada survei terbaru nasional NBC News/Wall Street Journal.

Dalam survei, presiden berusia 74 tahun itu tertinggal dua digit, tepatnya 14 poin dari Biden. Mantan Wakil Barack Obama itu memimpin 53 persen berbanding 39 persen.

Jajak pendapat yang sama sebelum debat memberikan keunggulan 51 persen berbanding 43 persen kepada Biden. Ini adalah keunggulan terbesarnya di survei ini sejak dia mencapreskan diri April 2019 lalu.

Pemilih juga memilih Biden sebagai pemenang debat dengan perbandingan 2:1, yaitu 49 persen menyatakan politisi kawakan berusia 77 tahun itu menang dan hanya 24 persen yang menyebut Trump menang. Sisanya 17 persen menjawab tidak ada yang menang.

Rataan terbaru agregasi hasil survei oleh FiveThirtyEight menunjukan Biden juga memperlebar jaraknya dengan Trump dari 6,9 poin pekan lalu menjadi 8,3 poin yaitu 51 persen berbanding 42,7 persen.

Pakar pemilu Nate Silver yang menjalankan simulasi model pilpres FiveThirtyEigth menyebut Biden memiliki peluang sangat tinggi yaitu sebesar 81 persen untuk menjadi pemenang pilpres.

Trump terpuruk di Swing States

Sementara itu survei di sejumlah swing states juga memperlihatkan angka yang kelabu bagi presiden ke-45 "Negeri Uncle Sam" tersebut.

Di swing state krusial Pennsylvania, Biden begitu perkasa dengan selisih 7 poin menurut dua jajak pendapat.

Suami Jill Biden itu memimpin 49 persen melawan 42 persen menurut Siena College/The New York Times. CBS/YouGov memberikan angka 51 persen kepada Biden berbanding 44 persen yang diraih Trump.

Pennsylvania, di mana Biden lahir dianalisa oleh sejumlah pakar akan menjadi tipping state, atau negara bagian yang mengantarkan capres meraih electoral votes ke-270 yang diperlukan untuk memenangkan pilpres.

Tertinggal di Pennsylvania adalah kabar buruk bagi Trump. Ini memberi sinyal dia juga tidak berdaya di negara bagian Rust Belt lain yaitu Michigan dan Wisconsin.

Tiga negara bagian ini merupakan kunci utama kemenangan mengejutkan sang petahana pada pilpres 2016 melawan Hillary Clinton.

Trump juga harus bekerja keras di dua swing states lain yang memiliki jumlah pemilih minoritas Hispanik yang besar yaitu Arizona dan Florida.

Di Arizona yang dikenal selalu loyal memilih capres Republik, Biden tidak tergoyahkan dengan keunggulan jauh 49 persen melawan 41 persen.

Di Florida, di mana Trump memiliki resor Mar-a-Lago, Biden mempermalukannya dengan 47 persen berbanding 42 persen. Kedua survei digelar oleh Siena College/The New York Times.

Biden dicintai pemilih suburban dan manula

Kunci keunggulan besar Biden secara nasional dan di swing states terletak pada dukungan tinggi yang diraihnya dari pemilih suburban khususnya pemilih wanita berpendidikan universitas yang muak dengan kekacauan di Gedung Putih sejak Trump berkuasa.

Kegerahan mereka juga dirasakan oleh pemilih manula yang berang dengan tidak seriusnya Trump menangani pandemi Covid-19.

Pemilih manula yang banyak menjadi korban virus corona ini memilih memberi kepercayaan kepada Biden. Trump memenangkan demografi pemilih ini empat tahun yang lalu.

Pemilih manula yang jumlahnya cukup besar di negara bagian Florida dan Pennsylvania ini tidak menunjukan simpati kepada Trump yang terinfeksi virus dari kota Wuhan, China itu.

Para kakek dan nenek ini berkombinasi dengan pemilih suburban berpotensi menghukum Trump dengan kekalahan telak.

https://www.kompas.com/global/read/2020/10/06/172319870/usai-debat-dan-terinfeksi-covid-19-trump-makin-tercecer-jauh-dari-joe

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke