Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jelang Debat Pilpres AS 2020, Joe Biden Bakal Pelajari Komentar Trump

Debat pertama dari tiga agenda yang bakal dijalani para calon akan digelar di Case Western Reserve University Cleveland, Ohio, pada 29 September nanti.

Biden menerangkan, saat ini dia tengah bersiap dengan meneliti segala pernyataan yang disampaikan Trump dalam berbagai kesempatan.

"Saya jarang melakukan debat panjang. Tapi saya ingin memastikan saya memahami apa yang dia sudah dan belum katakan," ucap Joe Biden dikutip ABC Rabu (16/9/2020).

Mantan Senator Delaware itu menuturkan, dia tidak tahu permainan seperti apa yang bakal dikeluarkan rivalnya itu ketika debat Pilpres AS dimulai.

Dia kemudian menyatakan, keputusan Trump tidak mengambil kebijakan penting dalam memerangi virus corona seharusnya membuat didiskualifikasi dari pertarungan Pilpres.

Biden juga menuding lawannya itu sudah mempolitisasi pengembangan vaksin, dengan menuturkan obat itu bakal siap dalam beberapa pekan.

Pernyataan itu menjadi salah satu senjata kuncinya di tengah berbagai jajak pendapat yang mengunggulkan Biden dibanding presiden 74 tahun itu.

Kepada awak media, mantan wakil Barack Obama tersebut menyatakan petahana "sudah tidak serius" sejak awal dalam menangani virus corona.

"Tanggung jawab pertama presiden adalah melindungi rakyatnya, dan dia tak melakukannya. Seharusnya dia didiskualifikasi," kata dia.

Dia menerangkan vaksin Covid-19 adalah hal penting bagi rakyat AS. Tapi pengembangannya harus didasarkan pada fakta ilmiah, bukan politik.

"Biarkan saya perjelas. Saya percaya vaksin. Saya percaya ilmuwan. Tapi saya tidak percaya Donald Trump. Seharusnya rakyat AS juga," ujar dia dilansir AFP.

Dia juga menekankan bahwa vaksin bisa diproduksi secara massal jika penelitian ilmiah membuktikan vaksinnya efektif dan aman.

Politisi berusia 77 tahun tersebut menyindir petahana, yang berujar bahwa pbat Covid-19 bakal siap dalam hitungan pekan.

Namun, pakar di pemerintahannya sendiri membantahnya, dan menegaskan vaksin itu baru bisa dipasarkan paling lambat pertengahan 2021.

Pakar menjelaskan, saat ini vaksin tersebut adalah langkah yang paling efektif menghentikan wabah yang sudah membunuh 196.000 orang di "Negeri Uncle Sam".

Direktur Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Robert Robert Redfield kepada Senat berkata, memang pada November dan Desember atau vaksin yang bisa digunakan.

Namun, jumlahnya itu terbatas dan diprioritaskan kepada kasus tertentu. "Jika Anda bertanya kepada saya, kita baru siap pada kuartal ketiga 2021," paparnya.

https://www.kompas.com/global/read/2020/09/17/075401070/jelang-debat-pilpres-as-2020-joe-biden-bakal-pelajari-komentar-trump

Terkini Lainnya

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke