Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

AS Tambah Sanksi ke Huawei, 38 Afiliasi di Seluruh Dunia Terseret

Penambahan sanksi ini bertujuan untuk semakin membatasi akses raksasa teknologi tersebut ke chip komputer dan teknologi lainnya.

Pernyataan dari Kementerian Perdagamgan AS menambahkan 38 afiliasi Huawei di seluruh dunia ke dalam "daftar entitas", yang mengklaim bahwa perusahaan tersebut menggunakan anak perusahaan internasional untuk menghindari sanksi yang mencegah ekspor teknologi dari AS.

Menteri Perdagangan Wilbur Ross mengatakan, Huawei dan afiliasinya "telah bekerja melalui pihak ketiga untuk memanfaatkan teknologi AS, dengan cara merusak keamanan nasional AS dan kepentingan kebijakan luar negeri."

Para pejabat AS berpendapat, Huawei menimbulkan risiko keamanan karena hubungannya dengan pemerintah Beijing. Klaim itu dibantah Huawei.

Penambahan sanksi terjadi di tengah tensi yang meningkat antara AS dengan China, dan klaim Washington bahwa perusahaan-perusahaan China dimanfaatkan sebagai mata-mata. China juga telah berulang kali membantahnya.

Terbaru, Presiden Donald Trump hendak melarang aplikasi TikTok di AS jika tidak didivestasikan oleh perusahaan induknya di China, ByteDance.

Berbicara di Fox News Senin (17/8/2020), Trump mengklaim bahwa Huawei "muncul dan memata-matai negara kita - ini adalah hal yang sangat rumit, Anda punya microchip, Anda punya benda-benda yang bahkan tidak bisa Anda lihat."

Huawei belum memberikan komentar terkait tudingan Trump itu.

Adu 5G

Pemerintahan Trump telah melarang Huawei dari jaringan nirkabel 5G di AS, dan menekan negara-negara sekutu untuk mengikuti langkahnya.

Saat ini Huawei menjadi produsen smartphone global terbesar dalam kuartal terakhir, yang sebagian besar disebabkan oleh penjualan di pasar China.

Bahkan saat Washington berusaha menolak akses Huawei ke sebagian besar sistem Google Android, raksasa teknologi itu masih bertengger di puncak.

Dalam pernyataan terpisah, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan, pemerintahah Trump "memandang Huawei sebagaimana adanya - bagian dari Partai Komunis China yang diawasi negara".

Pompeo menambahkan, sanksi baru diberlakukan "untuk melindungi keamanan nasional AS, privasi warga kami, dan integritas infrastruktur 5G kami dari pengaruh buruk Beijing."

Penambahan sanksi dari Kememterian Perdagangan AS meliputi afiliasi Huawei di 21 negara termasuk China, Brasil, Argentina, Perancis, Jerman, Singapura, Thailand, dan Inggris.

Perintah tersebut memblokir perusahaan mana pun untuk mendapatkan perangkat lunak atau teknologi dari AS yang digunakan dalam produk atau komponen.

"Aturan baru memperjelas bahwa setiap penggunaan perangkat lunak Amerika atau peralatan fabrikasi Amerika untuk memproduksi sesuatu melalui Huawei dilarang dan butuh lisensi," kata Ross kepada Fox Business Network.

"Jadi ini benar-benar cara untuk menutup celah mencegah aktor jahat mengakses teknologi AS, bahkan saat mereka coba melakukannya dengan cara yang sangat tidak langsung, sangat rumit," lanjutnya dikutip dari AFP.

Tak ada lagi ekstensi

Para pejabat AS mengatakan, tak akan ada perpanjangan lebih lanjut untuk keringanan sanksi dari Kementerian Perdagangan. yang telah diizinkan untuk meminimalkan gangguan.

Itu bisa berarti pemilik gawai Huawei mungkim tidak bisa mendapat pembaruan sistem operasi Google Android, dan pembaruan juga tidak akan bisa diakses untuk jaringan nirkabel yang menggunakan peralatan Huawei.

Google belum mengomentari tindakan AS tersebut.

Seorang pejabat Kemendag AS mengatakan, satu-satunya pengecualian adalah pembaruan terkait kerentanan keamanan siber.

Namun ia tidak memberikan rincian tentang peralatan tertentu atau pembaruan perangkat lunak.

Kementerian Perdagangan akan meninjau setiap permintaan izin atau pengabaian, dan bahwa ini "akan ditinjau untuk menentukan apakah itu akan mementingkan kepentingan keamanan nasional kami," kata pejabat itu yang dikutip AFP.

https://www.kompas.com/global/read/2020/08/18/141852070/as-tambah-sanksi-ke-huawei-38-afiliasi-di-seluruh-dunia-terseret

Terkini Lainnya

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Global
Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Global
Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Global
Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Global
Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Global
Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Global
Gerakan Tenda Mahasiswa Pro-Palestina dan Paradoks Demokrasi AS

Gerakan Tenda Mahasiswa Pro-Palestina dan Paradoks Demokrasi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke