Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Media Asing Sorot Buruknya Penanganan Covid-19 di Indonesia: Dari Kalung Anti Corona sampai Ucapan Influencer

New York Times menyoroti banyaknya misinformasi yang tersebar di Indonesia, sedangkan The Guardian memberitakan minimnya tes dan buruknya komunikasi dari pemerintah.

Pemberitaan The Guardian tertanggal 12 Juli 2020 berjudul "Indonesia is failing to control coronavirus outbreak, say experts", yang berarti "Indonesia gagal menangani wabah virus corona, kata para pakar."

"Negara dengan dampak terparah di Asia Tenggara terhambat oleh kurangnya pengujian, buruknya komunikasi dari pemerintah, dan promosi obat palsu," demikian bunyi paragraf pembuka di The Guardian.

Media yang didirikan pada 1821 dan versi online-nya diluncurkan pada 1999 itu mengutip ucapan Profesor Pandu Riono, pakar penyakit menular di Universitas Indonesia, yang mengatakan bahwa penularan akan terus berlanjut jika warga tidak menerapkan social distancing.

Kalung anti corona yang dikeluarkan Kementerian Pertanian (Kementan) juga menjadi sorotan, lantaran menimbulkan kontroversi di Indonesia.

Kondisi itu diperparah dengan beberapa pasien yang berbohong tidak ada kontak dengan pasien positif Covid-19.

"Itu semakin menyulitkan petugas untuk menentukan risiko penularan," tulis The Guardian.

Selain itu, stigma negatif yang dihadapi pasien corona Indonesia turut jadi persoalan tersendiri.

Diberitakan The Guardian, beberapa warga takut kehilangan pekerjaan, sehingga ratusan pedagang di pasar tradisional Bali, Sumatra, dan Jakarta tidak mau dites.

Pun dengan tata cara pemakaman dalam Islam di mana jenazah harus dimandikan, menjadi tantangan tersendiri dalam penanganan virus corona.

Arief Bakhtiar dokter spesialis pulmonologi di Surabaya menyampaikan ke The Guardian, dia pernah mendapat satu kasus yang anggota keluarga korban menolak diagnosis kerabatnya meninggal karena Covid-19.

Mereka kemudian memakamkan jenazah sesuai prosedur dalam Islam, dan dua minggu kemudian Arief mendengar dua anggota keluarga lainnya meninggal diduga karena Covid-19.

Misinformasi dari influencer dan pakar gadungan

Beralih ke New York Times, media asal AS itu memasang judul "In Indonesia, False Virus Cures Pushed by Those Who Should Know Better" di artikelnya.

Judul tersebut kurang lebih berarti, "Di Indonesia, obat palsu virus ini disarankan oleh orang-orang yang seharusnya lebih tahu."

Artikel tertanggal 31 Juli 2020 itu juga menyoroti kalung anti corona dari Kementan, dan Gubernur Bali I Wayan Koster yang mengklaim telah menemukan obat corona berbahan dasar arak.

"Yang disebut influencer dan pakar gadungan juga mendorong penyembuhan cara mereka sendiri dan misinformasi di media sosial Indonesia, termasuk rumor yang beredar luas thermo gun dapat menyebabkan kerusakan otak," tulis New York Times.

"Seiring Indonesia yang kekurangan lahan karena pandemi, pemerintah mengalami kesulitan untuk menyampaikan pesan berbasis ilmiah yang konsisten tentang virus corona dan penyakit yang ditimbulkannya, Covid-19," lanjut artikel yang ditulis Richard C Paddock tersebut.

Kepercayaan warga terhadap agamanya masing-masing juga tak lepas dari fenomena yang disorot New York Times.

"Di Pulau Lombok, seorang pejabat tinggi menyarankan niqab, kerudung longgar dalam Islam yang dikenakan perempuan, sama efektifnya dalam mencegah penyebaran virus seperti masker wajah yang ketat," tulis New York Times.

Borok lain yang diumbar media berusia 168 tahun itu adalah keengganan orang Indonesia memakai masker.

Mengutip data pemerintah, New York Times melaporkan sekitar 70 persen orang bepergian tidak memakai masker dan mengabaikan social distancing, juga sering berkerumun di toko-toko dan pasar-pasar, lalu nongkrong di kafe dan restoran.

WHO menyebut maraknya misinformasi ini sebagai "infodemic", dan New York Times menyebut situasi yang terjadi di Indonesia ini serupa dengan di Kenya bahkan Amerika Serikat.

Di Kenya, Gubernur Nairobi menyerukan pemakaian cognac, sebuah jenis minuman beralkohol, untuk jadi obat ajaib.

Kemudian di AS Presiden Donald Trump mendorong pemakaian obat malaria hidroksiklorokuin, meski hasil penelitian menunjukkan obat itu tidak manjur.

Kritik untuk Jokowi

New York Times melanjutkan pemberitaannya dengan menyebut Presiden Indonesia Joko Widodo awalnya memandang remeh wabah ini, lalu terlambat menutup bisnis, sekolah, dan membatasi perjalanan, tapi sangat cepat mencabut larangannya.

Perkataannya yang berubah-ubah juga menjadi sorotan.

"Pada Mei dia berkata Indonesia harus belajar hidup berdampingan dengan virus. Sebulan kemudian, dia mengancam memecat beberapa menteri yang tidak bekerja maksimal untuk menangani wabah."

"Bulan ini, dia menyerukan para rakyatnya untuk lebih disiplin melakukan social distancing, memakai masker, dan mencuci tangan."

Akibat tidak adanya pesan terpadu dari pemerintah itulah, pejabat lokal dan beberapa orang lainnya mengisi kekosongan informasi, tapi dengan cara yang tidak tepat.

Sama seperti The Guardian, dua kontroversi yang disorot New York Times lagi-lagi adalah kalung anti corona obat dari arak versi Gubernur Bali I Wayan Koster.

https://www.kompas.com/global/read/2020/08/04/185443270/media-asing-sorot-buruknya-penanganan-covid-19-di-indonesia-dari-kalung

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke