Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Fakta 70 Tahun Perang Korea

KOMPAS.com - Pada 25 Juni 2020 kemarin, Korea Utara dan Korea Selatan sama-sama memperingati 70 tahun perang antar-Korea.

Korea Utara melalui media pemerintah Rodong Sinmun pada Kamis (25/6/2020) memperingati 70 tahun Perang Korea dengan menekankan pentingnya perlindungan terhadap rezim dan ideologi mereka.

Di dalam artikel yang diterbitkan corong pemerintah otoriter itu juga dikatakan bahwa rakyat Korea Utara harus menegakkan kedisiplinan dan para generasi mudanya diharapkan agar tidak mengadopsi budaya asing.

"Kita harus membuat para generasi muda memahami reaksi alami dan risiko dari infiltrasi ideologi dan budaya dari kaum imperialis, dan tetap berada di jalur tradisi kita baik dalam berbahasa mau pun berpenampilan."

Sementara di pihak Korea Selatan, peringatan 70 tahun Perang Korea dilakukan dengan afirmasi komitmen Korsel dan Amerika Serikat yang ingin mempertahankan perdamaian di Semenanjung Korea.

Perang Korea sendiri terjadi pada 25 Juni 1950, berawal dari invasi yang dilakukan Korea Utara terhadap Korea Selatan. 

Beberapa fakta menarik tentang Perang Korea 1950 dapat disimak melalui poin-poin berikut ini:

1. Korea terbagi 2 sejak akhir Perang Dunia II

Berdasarkan sejarahnya, Jepang telah menguasai Korea sejak 1905 sampai akhir Perang Dunia II. Setelah itu, Uni Soviet menduduki bagian Utara semenanjung Korea sementara Amerika Serikat menduduki bagian Selatan.

Awalnya, mereka bermaksud menyatukan Korea sebagai satu negara. Tapi, ketika PBB menyerukan pemilihan pada 1947, Uni Soviet enggan patuh dan menjadikan rezim yang dipimpin Kim Il Sung sebagai rezim komunis.

Sementara itu di bagian Selatan dipimpin oleh Presiden Syngman Rhee. Baik Kim mau pun Rhee ingin menyatukan Korea di bawah pemerintahan mereka dan memulai pertempuran di perbatasan yang menewaskan ribuan orang.

2. Meski campur tangan, Kongres AS tidak deklarasikan perang

Pada 25 Juni 1950 Korea Utara melancarkan invasi skala besar ke Selatan setelah menerima persetujuan dari diktator Soviet, Joseph Stalin. 

Pada 27 Juni 1950, ketika pasukan Korea Utara mencapai pinggiran Seoul, ibu kota Korea Selatan, Presiden Amerika Serikat (AS) Harry S Truman memerintahkan pasukan Angkatan Lau dan Udara untuk bertindak.

3 hari setelahnya, Truman menyetujui penggunaan pasukan darat. Meski begitu, Kongres AS tidak pernah mendeklarasikan perang. 

3. Pembicaraan gencatan senjata terjadi selama sebagian besar saat perang berlangsung

Negosiasi terkait gencatan senjata secara resmi dimulai pada Juli 1951. Dalam beberapa bulan, kedua belah pihak sepakat untuk membagi negara di sepanjang garis pertempuran yang ada dan bukan paralel ke-38.

Paralel ke-38 adalah lingkar lintang imajiner yang berada pada lintang 38 derajat sebelah utara garis khatulistiwa bumi.

Hal itu akan memberi Korea Selatan wilayah sedikit lebih banyak daripada sebelum perang. Akhirnya, pertempuran mereda sementara di garis depan saat kesepakatan akhir muncul.

Namun kesepakatan ditangguhkan karena perselisihan pemulangan tawanan perang. Pihak Komunis Utara ingin semua tawanan perang dikirim pulang secara paksa sementara Amerika Serikat ingin para tawanan dapat memilih.

Akhirnya, pasca kematian Joseph Stalin pada Maret 1953, pihak Komunis menyetujui masalah ini. Kesepakatan pemulangan tawanan akhirnya menyebabkan 14.704 orang China, 7.900 orang Korea Utara, 335 orang Korea Selatan dan 23 orang Amerika dan seorang warga Inggris menolak kembali ke tanah asal mereka.

4. Pasukan AS bersatu selama membantu Korea Selatan

Pemisahan prajurit atau tentara AS berdasarkan rasial sudah terjadi sejak awal Perang Korea, namun seiring berjalannya waktu, pasukan AS bersatu secara perlahan.

Awalnya unit prajurit kulit hitam yang terpisah merupakan aturan wajar yang berlaku namun integrasi sedikit demi sedikit terjadi ketika jumlah korban kian meningkat.

Komandan lapangan unit-unit kulit putih mulai menerima penggantian dengan komandan dari unit kulit hitam. Pada Mei 1952, Jenderal Matthew B Ridgway mengintegrasikan seluruh Komando Timur Jauh dan pada September 1954 sisa angkatan bersenjata mengikuti integrasi yang ada.

5. Tidak ada perjanjian damai yang benar-benar disepakati

Gencatan senjata bulan Juli 1953 mungkin telah mengakhiri perang namun bukan berarti merupakan perjanjian damai antar-Korea.

Kedua belah pihak itu masih dipisahkan oleh zona demiliterisasi selebar 2,5 mil yang dijaga dengan ketat dan ketegangan di sana masih tinggi terutama karena program senjata nuklir Korea Utara yang masih baru.

Korea Utara sesekali juga menggunakan upaya pembunuhan dan serangan perbatasan termasuk serangan artileri pada 2010 terhadap pulau Korea Selatan yang menewaskan 4 orang.

Meski pun Korea Utara telah menyatakan gencatan senjata dibatalkan pada beberapa kali kesempatan, pada Maret ini PBB berpendapat bahwa tindakan seperti itu tidak dapat diambil secara sepihak.

https://www.kompas.com/global/read/2020/06/27/115214670/5-fakta-70-tahun-perang-korea

Terkini Lainnya

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke