Dalam perayaan Hari Bumi ke-50 pada Rabu (22/4/2020), pemerintahan Trump mengindikasikan penurunan terus-menerus dalam emisi karbon di AS selama dekade terakhir.
Lalu Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mencatat bahwa China telah melampaui AS sebagai pencemar utama, memperkirakan emisi karbon di China tidak akan memuncak sebelum 2030.
"China mengimbangi kemajuan negara-negara di seluruh dunia dalam mengurangi emisi global," kata Pompeo kepada wartawan dikutip dari AFP Kamis (23/4/2020).
Dia lantas meminta Sekretaris Jendera PBB Antonio Guterres yang mengeluarkan seruan Hari Bumi untuk memperhatikan.
"Saya akan mendesak Sekretaris Guterres untuk memastikan kami memiliki data yang besar - fakta yang benar - tentang siapa yang benar-benar memberikan hal-hal yang kita semua hargai," kata Pompeo.
Dilansir dari AFP, emisi karbon salah satu penyebab naiknya suhu bumi, turun sekitar 2 persen di AS tahun lalu yang sebagian besar disebabkan oleh penurunan konsumsi batubara.
Penurunan terjadi meski Trump dalam kampanyenya berjanji menghidupkan kembali industri batubara.
Di bawah pemerintahan Trump yang sering mengecam ilmuwan, AS adalah satu-satunya negara di luar kesepakatan iklim Paris yang dinegosiasikan oleh Obama.
China berdalih, investasi besar-besaran dalam energi terbarukan bertujuan untuk meningkatkan kualitas udara dan mengurangi intensitas karbon.
Namun seperti kebanyakan negara dengan perekonomian berkembang, China berpendapat mereka belum dapat mengurangi emisi.
Guterres dalam pesannya memperingatkan bahwa perubahan iklim menimbulkan bahaya besar bagi dunia bahkan saat menghadapi pandemi Covid-19.
"Gas rumah kaca, seperti halnya virus, tidak mengenal batasan nasional," kata Guterres.
"Kita harus bertindak tegas untuk melindungi planet kita dari virus corona dan ancaman eksistensial gangguan iklim," imbuhnya.
Negeri "Uncle Sam" sebelumnya telah melancarkan tudingan terhadap China di sejumlah aspek, termasuk menuduhhnya gagal menghentikan penyebaran Covid-19.
Aktivis lingkungan Greta Thunberg dalam pesan Hari Bumi 2020 mengatakan, tindakan pada akhirnya tidak datang dari pemerintah atau bisnis.
"Itu akan datang dari sains terbaik dan opini publik yang beredar," tulisnya di Twitter.
https://www.kompas.com/global/read/2020/04/23/145608570/soal-polusi-udara-as-juga-salahkan-china-di-hari-bumi