Pukul 10.00 pagi waktu setempat, warga berhenti beraktivitas, mobil, kereta api, dan kapal membunyikan klaksonnya.
Sirene udara pun berdengung, untuk mengenang lebih dari 3.000 jiwa yang terenggut oleh Covid-19.
Di Wuhan, kota tempat virus ini pertama muncul, sirene dan klakson terdengar jelas ketika orang-orang terdiam di jalanan.
Beberapa mengenakan baju hazmat yang telah menjadi simbol dalam melawan wabah virus corona di seluruh dunia.
"Saya merasa sangat sedih mengingat rekan kerja dan pasien kami yang meninggal," kata Xu, seorang perawat di Tongji yang bekerja di garis depan merawat pasien virus corona.
Ia menceritakan kisahnya pada jurnalis AFP sembari menahan isak tangis.
"Aku harap mereka bisa beristirahat dengan tenang di surga."
Kemudian rekaman media pemerintah menunjukkan Presiden China Xi Jinping dan pejabat pemerintah lainnya berdiri di luar kompleks pemerintah Beijing, mengenakan bunga putih.
Di Tiananmen Square, bendera nasional berkibar setengah tiang, dikelilingi petugas keamanan.
Pejalan kaki di salah satu distrik perbelanjaan tersibuk di kota juga berhenti berjalan dan menundukkan kepala, dalam upacara penghormatan yang sunyi ini.
Sementara itu polisi yang berpatroli di zona pejalan kaki berdiri di sisi jalan, dengan perisai yang diturunkan dan menundukkan kepala.
Kereta bawah tanah Beijing juga berhenti sementara. Pantauan jurnalis AFP melihat para penumpang naik kereta dan diam selama 3 menit sebagai tanda penghormatan.
Bersamaan dengan Festival Qingming
Para pejabat mengatakan perayaan itu sebagai kesempatan untuk mengenang "martir" virus corona.
"Martir" adalah julukan kehormatan yang dianugerahkan pemerintah China minggu ini, pada 14 pekerja medis yang gugur dalam pertempuran melawan Covid-19.
Para "martir" itu termasuk Dr Li Wenliang, whistleblower di Wuhan yang sempat ditegur pihak kepolisian, karena dituduh menyebarkan kabar yang meresahkan masyarakat pada awal merebaknya virus corona.
Kematian Li akibat virus corona memicu kesedihan dan kemarahan warga China atas penanganan krisis yang dilakukan pemerintah.
Polisi kemudian meminta maaf, dan pemerintah China setelah melakukan penyelidikan mengatakan hukuman yang diberikan oleh polisi Wuhan "tidak tepat".
Peringatan pada Sabtu ini juga bertepatan dengan liburan tahunan Qingming, atau festival "menyapu makam".
Di festival itu orang-orang China mengunjungi makam kerabat dan meninggalkan persembahan sebagai bentuk kenangan.
Namun untuk mewaspadai terjadi gelombang kedua serangan virus corona akibat massa yang berkumpul, pihak berwenang melarang warga berkunjung ke makam.
"Kami menganjurkan orang-orang tetap di rumah dan melakukan peringatan kecil di rumah untuk mengenang mereka yang meninggal," terang Fan Yu, seorang pejabat di Departemen Sosial China, dikutip dari AFP.
Pemakaman di seluruh Negeri "Tirai Bambu" lalu menawarkan layanan online untuk menyapu makam.
Caranya dengan staf pemakaman mengunjungi langsung pemakaman atas nama keluarga, dan pihak keluarga bisa menyaksikannya secara livestream.
Sejumlah situs web juga menawarkan layanan untuk memberi penghormatan "virtual", termasuk dengan menyalakan lilin digital dan meninggalkan sepiring buah digital.
https://www.kompas.com/global/read/2020/04/04/104730870/china-terdiam-3-menit-mengheningkan-cipta-untuk-korban-virus-corona