Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/11/2022, 12:02 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

Sumber who

KOMPAS.com - Gula merupakan salah satu zat yang mudah ditemui dan kerap dikonsumsi oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. 

Menurut World Health Organization (WHO), gula ialah salah satu bentuk karbohidrat sederhana yang mengandung monosakarida, seperti fruktosa (ditemukan dalam buah-buahan), galaktosa (ditemukan dalam produk susu), dan disakarida (karbohidrat dengan dua gula) seperti sukrosa (gula meja) dan laktosa (dari susu).

Mengonsumsi gula sesuai kebutuhan memang memberikan dampak baik untuk tubuh.

Namun, banyak orang tidak menyadari bahwa kadar gula yang dikonsumsi setiap harinya kerap melewati batas, sehingga memberikan dampak buruk untuk kesehatan. 

Makna gula di sini tidak hanya sebatas produk gula halus ataupun gula kasar yang biasa digunakan untuk pemanis makanan atau minuman, melainkan semua makanan atau minuman yang mengandung gula.

Baca juga:

Menurut WHO, gula umumnya banyak ditemui pada permen, soda, sirup, madu, jus buah, dan buah alami. 

Dokter Spesialis Gizi Klinik Arti Indira menjelaskan bahwa gula merupakan salah satu elemen yang ada pada puncak piramida makanan, bersama garam dan lemak.

"Pada penerapan pola hidup sehat, garam, gula, dan lemak merupakan elemen yang jumlah kadar konsumsinya sebaiknya dikurangi,"  kata Indira saat acara media gathering di Greyhound Cafe, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/11/2022).

Mengurangi konsumsi gula bukan berarti tidak boleh mengonsumsinya sama sekali, karena tubuh juga membutuhkan gula untuk menghasilkan energi.

Indira menjelaskan  kadar konsumsi gula yang dibutuhkan oleh tubuh manusia yaitu sekitar 50 gram atau setara dengan empat sendok makan per hari.

Apabila kadar tersebut berlebihan dapat menyebabkan berbagai penyakit.

Baca juga:

llustrasi cokelat panas, minuman yang mengandung gula.Dok. Shutterstock/Ratov Maxim llustrasi cokelat panas, minuman yang mengandung gula.

Efek kelebihan konsumsi gula

Mengaktivasi otak

Indira menjelaskan bahwa gula yang dikonsumsi secara berlebihan akan mengaktivasi otak, sehingga tubuh menganggap gula yang dikonsumsi adalah bentuk penghargaan terhadap tubuh.

"Beberapa literatur mengatakan mengonsumsi gula secara berlebihan sama jahatnya dengan mengonsumsi drugs, karena memberikan efek pleasure yang hampir sama dengan adiksi atau narkoba," katanya.

Diabetes

Diabetes ialah penyakit yang terjadi karena penerapan gaya hidup yang tidak sehat, seperti mengonsumsi gula terlalu banyak sehingga menyebabkan penumpukkan kadar gula di dalam darah.

Indira menjelaskan dalam siklus peredaran darah terdapat hormon insulin yang membantu memasukkan gula dari pembuluh darah ke dalam sel tubuh.

Hormon ini dihasilkan oleh pankreas guna mengatur keseimbangan kadar gula.

Di dalam sel tubuh nantinya gula tersebut akan digunakan sebagai sumber energi.

Namun, apabila kadar gula di dalam pembuluh darah meningkat, maka pankreas akan memproduksi hormon insulis secara terus menurus.

"Kalau dia (pankreas) memproduksi insulin terus menerus nanti dia kecapean, sehingga akan mengalami resistensi insulin. Inilah awal terjadinya diabetes," kata Indira. 

Baca juga:

Penuaaan dini

Orang yaang mengonsumsi gula secara berlebihan tidak hanya membuat tubuh mengalami penambahan berat badan, akan tetapi juga memberikan pengaruh buruk pada kesehatan kulit.

"Sebagus apapun skincare yang digunakan atau perawatan yang dilakukan, kalau konsumsi gulanya berlebihan tentu tidak bagus untuk kesehatan kulit," katanya.

Sederhananya, orang yang mengonsumsi gula berlebihan akan mengalami penuaan dini dan kulitnya cepat keriput. 

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Foodplace (@my.foodplace)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com