Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Melestarikan Kuliner Daerah, Libatkan Generasi Muda

Kompas.com - 31/10/2022, 22:06 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beragamnya daerah yang terbentang dari Sabang hingga Merauke tidak hanya menjadikan Indonesia kaya akan suku dan budayanya melainkan juga ragam kulinernya.

Direktur Nutrition PT Unilever Indonesia Tbk. Amaryllis Esti Wijono mengatakan Indonesia punya variasi kuliner di setiap daerahnya.

Bahkan makanan di suatu daerah pun punya variasi di setiap rumah yang menghidangkannya. Ia mengatakan saat ini ada lebih dari 100 jenis nasi goreng, 250 jenis sate, dan 100 jenis soto.

Sejalan dengan Amaryllis, Pakar Kuliner Indonesia William Wongso menilai bahwa data yang disampaikan oleh Amaryllis hanyalah sebagian kecil dari makanan yang terdata.

"Itu yang terdata, pada kenyataannya setiap rumah punya resep dan komposisinya masing-masing yang tidak terdata," kata William saat acara press conference Festival Jajanan Bango 2022 di Plaza Timur Gelora Bung Karno pada Jumat (28/10/2022).

William menilai meskipun Indonesia terkenal dengan ragam kulinernya, akan tetapi faktanya saat ini Indonesia terhalang dengan masalah regenerasi kuliner di setiap daerah.

"Kebanyakan yang masak itu generasi tua, sedangkan generasi sekarang tidak. Ini satu hal yang miris di Indonesia, pendidikan kuliner di Indonesia itu lemah banget," kata William.

Baca juga:

Dokumentasi diskusi mengenai kuliner Indonesia saat acara press conference Festival Jajanan Bango 2022.DOK. KOMPAS.COM/ SUCI WULANDARI PUTRI CHANIAGO Dokumentasi diskusi mengenai kuliner Indonesia saat acara press conference Festival Jajanan Bango 2022.

William menilai rendahnya pendidikan kuliner di Indonesia saat ini disebabkan oleh kebiasaan orang yang hanya mengerti mengenai makanan di daerahnya sendiri dan kurangnya pengetahuan mengenai kuliner daerah lain.

Ia menilai perlu adanya regenerasi kuliner di setiap daerah supaya masakan-masakan otentik daerah tersebut masih tetap ada.

"Contohnya, kalau ditanya di nagari di daerah Sumatera Barat mengenai 'rendang siapa yang paling enak?', jawabannya kebanyakan adalah rendang (buatan) nenek. Sayangnya sebagian mungkin saja (nenek) sudah meninggal, dan tidak ada yang meneruskan," katanya.

Berkurangnya penerus makanan daerah lambat laut tentu tidak hanya berdampak bagi kuliner di Indonesia, tetapi juga kuliner Indonesia yang ada di luar negeri.

"Kita cukup bangga karena makanan kita termasuk beragam, akan tetapi realitanya di dunia banyak yang tidak tau makanan Indonesia," papar William.

Berdasarkan data yang ia terima tahun 2021, jumlah restoran Indonesia yang ada di luar negeri yaitu terhitung sekitar 1.400.

Sementara data dari kementerian yang ia peroleh beberapa bulan yang lalu terhitung jumlah tersebut turun menjadi 1.100 restoran.

Baca juga:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com