Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Kabau, Buah Mirip Jengkol untuk Lalapan dari Sumatera?

Kompas.com - 28/10/2022, 08:33 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kabau atau jolang jaling ialah lalapan sejenis petai dan jengkol yang umumnya ditemukan di hutan pulau Sumatera. 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kabau berarti pohon yang agak besar, kayunya awet, digunakan untuk papan, dan memilki buah berbau tidak sedap seperti jengkol.

Secara taksonomi, kabau dan jengkol masuk ke dalam genus yang sama, yakni genus Archidendron. Sehingga tak jarang kabau disebut juga sebagai saudara jengkol.

Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Edi Santosa mengatakan bahwa kabau memiliki nama ilmiah Archidendron bubalinum. Sementara jengkol memilki nama ilmiah Archidendron pauciflorum.

"Dia (kabau) masih satu kerabat dengan jengkol, kandungan yang ada di dalamnya juga mirip, berbau, kalau dimakan pun akan menyisakan aroma tidak sedap saat buang air," kata Edi saat dihubungi oleh Kompas.com melalui sambungan telepon pada Selasa (25/10/2022).

Baca juga:

Kabau yang masih berada di dalam kulitnya. SHUTTERSTOCK/INDRA ADI GUNAWAN Kabau yang masih berada di dalam kulitnya.

Lebih lanjut Edi mengatakan bahwa kabau umumnya banyak ditemui di hutan pulau Sumatera, khususnya di daerah Lampung, Jambi, dan Sumatera Barat.

"Kabau itu alaminya di Sumatera, tapi saat ini belum ada penelitian yang melihat sebaran kerabat kabau di Indonesia," katanya. 

Jika Edi kerap menemukan kabau di daerah Sumatera, maka lain halnya dengan Owner Nusa Gastronomi Indonesia Chef Ragil yang pernah menemukan kabau di hutan daerah Indonesia bagian timur.

"Saya ketemu kabau itu di Indonesia bagian timur, di sana kabau disebut juga dengan petai raksasa," kata Ragil saat dihubungi oleh Kompas.com melalui sambungan telepon pada Selasa (25/10/2022). 

Ciri khas kabau

Selain menguarkan aroma tidak sedap layaknya jengkol, ciri-ciri fisik kabau pun termasuk unik karena mirip petai berukuran besar.

Edi menjelaskan bahwa kabau termasuk jenis tanaman biji-bijian, bentuknya pipih tebal, dan berwarna gelap kehitaman saat sudah tua.

"Kabau itu ukurannya lebih kecil dari jengkol, kira-kira seukuran kelereng. Bijinya menumpuk berdempetan di dalam kantong, sehingga bentuknya pipih," katanya.

Kabau sering disebut juga jengkol hutan. SHUTTERSTOCK/YUDO ALTOBELLY Kabau sering disebut juga jengkol hutan.

Dari segi rasa dan konsistensi, Edi mengatakan bahwa kabau lebih mirip dengan petai dibanding jengkol. 

Menurutnya jengkol punya konsistensi lebih padat serupa kentang. Sementara kabau lebih terasa renyah saat digigit, baik saat masih muda (berwarma hijau) maupun sudah tua (berwarna kehitaman).

Baca juga: 4 Cara Simpan Jengkol agar Tahan Lama, Bikin Stok Saat Jengkol Murah

"Konon kabarnya vitamin yang ada pada kabau itu lebih banyak, ada vitamin B, C, dan Fosfor. Namun sayangnya, saat ini belum ada penelitian lebih detail perihal kabau." kata Edi.

Selain enak dimakan, tanaman kabau juga berdampak baik pada tumbuhan di sekitarnya karena pohon kabau memberikan kesuburan pada tanah.

"Kabau itu rasanya sangat enak, apalagi dijadikan sebagai lalapan. Kalau saya ke Lampung, itu (kabau) yang saya cari terlebih dahulu," kata Edi.

Lain halnya dengan kabau yang ditemukan oleh Ragil di hutan bagian timur Indonesia. Di sana ia mendapati bau kabau yang justru tidak terlalu kuat dibanding petai atau jengkol.

"Saya ketemunya (kabau) yang masih fresh, begitu dibuka dan dikuliti baunya tidak strong, jadi dia sedikit lebih light," kata Ragi.

Baca juga: 6 Cara Hilangkan Bau Mulut karena Jengkol, Salah Satunya Minum Kopi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com