LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com – Leumang atau lemang menjadi kuliner primadona saat Ramadhan di Lhokseumawe, Provinsi Aceh.
Ramai pedagang leumang berjualan di sejumlah titik jalan protokol Kota Lhokseumawe. Salah satu yang paling populer yaitu Marzuki.
Marzuki mewarisi kemampuan membuat lemang dari ayahnya dan hingga kini diteruskan dari generasi ke generasi.
Dapur lemang milik Marzuki berlokasi di Desa Tumpok Teungeh, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, Aceh.
Baca juga:
“Panjang bambu untuk lemang ini sekitar 60 sentimeter,” kata Marzuki kepada Kompas.com pada Selasa (12/4/2022).
Pembuatan lemang terbilang sederhana yaitu beras ketan dicuci, lalu diberi santan dan bumbu. Barulah dimasukkan ke dalam bambu dan dipanggang sekitar satu setengah jam.
Selama bambu dipanggang, api harus dijaga agar tidak terlalu besar atau tidak terlalu kecil. Sehingga lemang benar-benar matang di dalam wadah bambu.
Marzuki memproduksi 100 bambu lemang per hari. Satu batang lemang dijual Rp 50.000 sampai Rp 70.000. Ia menjualnya di pasar lokal di Lhokseumawe.
Tradisi memasak lemang mulai diturunkan keluarga Marzuki sejak 1968 hingga kini.
“Bagi saya lemang bukan sekadar bisnis. Tapi ini kemampuan turun temurun yang harus kami wariskan pada anak-anak kami," pungkas Marzuki.
Jika kamu melintas di Kota Lhokseumawe selama Ramadhan, maka lihatlah banyak pedagang lemang di sisi kiri-kanan jalan.
Baca juga:
View this post on Instagram