Seperti bisnis pada umumnya, Elvina mengakui bahwa perjalanan bisnis Dewi Roti tak selalu mulus.
Peralihan bisnis dari generasi ke generasi menjadi salah satu tantangan untuk mempertahankan bisnis kue kering milik keluarganya ini.
"Zaman transisi generasi, peralihan generasi, kadang orang suka merasa 'wah yang megang bukan ini'," ujar Elvina.
Elvina mengatakan, dirinya berusaha untuk memberi pengertian pada para pelanggannya bahwa kue yang dijual masih menggunakan resep sama persis, seperti yang dibuat oleh sang nenek.
Tantangan lainnya juga datang pada Dewi Roti sejak pandemi Covid-19 mewabah di Indonesia yang berpengaruh pada menurunnya omzet.
Baca juga: Resep Kue Kering Spekuk Kenari, Kue Klasik untuk Natal
"Mulai pandemi, kita berpikir juga bagaimana cara (pelanggan) datang ke tempat kami ataupun mungkin toko oleh-oleh, kan jadi sedikit. Makanya, kita merambah ke online," tutur Elvina.
Menurutnya, bisnis online melalui beberapa marketplace dan sosial media bisa membantu Elvina mempromosikan dan menjual produknya ke seluruh Indonesia.
"Kalau online kan kita bisa mainkan promo-promo yang orang sebelumnya tidak tahu, ya jadi tahu," sambungnya.
Bisnis kue kering yang mulai merambah ke pasar online tersebut ternyata berbuah positif.
Elvina mengatakan, kue kering milik Dewi Roti kini bisa terjual hingga ratusan stoples per bulan.
"Rata-rata 500-750 stoples per bulan, tetapi kadang memang ada bulan yang sepi," ujar Elvina.
Satu stoples kue kering Dewi Roti dijual mulai dari Rp 50.000-an hingga Rp 100.000-an.
Dewi Roti berlokasi di Jalan Pandean Lamper III Nomor 28, Peterongan, Semarang, Jawa Tengah, dan semua produknya dapat dibeli melalui Shopee, Tokopedia, atau Instagram @dewiroti_id.
Baca juga: